Studi Ini Ungkapkan Aktivitas Otak yang Lebih Kuat Saat Menulis di Kertas!

- Senin, 22 Maret 2021 | 15:51 WIB
Ilustrasi menulis di kertas. (photo/Ilustrasi/Pexels/Startup Stock Photos)
Ilustrasi menulis di kertas. (photo/Ilustrasi/Pexels/Startup Stock Photos)

Menulis di atas kertas fisik dapat meningkatkan aktivitas otak saat ingat informasi satu jam kemudian, menunjukkan temuan penelitian baru yang dilakukan mahasiswa dan lulusan baru Jepang. Peneliti berkata bahwa informasi unik, kompleks, spasial dan taktil yang terkait dengan menulis dengan tangan di atas kertas fisik kemungkinan besar akan arah pada peningkatan memori. Melihat hal itu, Profesor Kuniyoshi L. Sakai, salah seorang ahli staf di Universitas dan penulis studi memberrikan komentarnya.

“Sebenarnya, kertas lebih maju dan berguna dibandingkan dengan dokumen elektronik karena kertas mengandung lebih banyak informasi yang unik untuk mengingat memori yang lebih kuat,” ungkap Profesor Kuniyoshi L. Sakai.

Penelitian diselesaikan dengan kolaborator di NTT Data Institute of Management Consulting. Berlawanan dengan kepercayaan populer bahwa alat digital meningkatkan efisiensi, sukarelawan yang memakai kertas menyelesaikan tugas pencatatan sekitar 25 persen lebih cepat daripada mereka yang menggunakan tablet digital atau smartphone. 

Meskipun sukarelawan menulis dengan tangan baik dengan pena dan kertas atau stylus dan tablet digital, peneliti mengatakan buku catatan kertas berisi informasi spasial yang lebih kompleks dibanding kertas digital. Kertas fisik mungkinkan keabadian yang nyata, goresan yang tidak teratur, dan bentuk yang tidak rata. 

"Pesan yang kami bawa pulang adalah menggunakan buku catatan kertas sebagai informasi yang perlu kami pelajari atau hafalkan," kata Sakai. 

Dalam studi itu, total 48 relawan membaca percakapan fiksi antara karakter yang mendiskusikan rencana mereka selama 2 bulan dalam waktu dekat, termasuk 14 waktu kelas yang berbeda, tanggal jatuh tempo tugas, dan janji temu pribadi. Peneliti melakukan analisis pra-tes untuk memastikan bahwa relawan, semuanya berusia 18-29 tahun dan direkrut dari kampus universitas atau kantor NTT.

Relawan kemudian merekam jadwal fiktif memakai buku data kertas dan pena, aplikasi kalender pada tablet digital dan stylus, atau aplikasi kalender pada smartphone besar dan keyboard layar sentuh. Tidak ada batasan waktu dan sukarelawan diminta merekam perisitwa fiksi dengan cara yang sama seperti mereka lakukan untuk jadwal kehidupan nyata mereka, tanpa habiskan waktu ekstra untuk menghafal jadwal.

"Alat digital memiliki pengguliran yang seragam ke atas dan ke bawah dan pengaturan standar dari teks dan ukuran gambar, seperti pada halaman web. Tetapi jika Anda mengingat buku teks fisik yang dicetak di atas kertas, Anda dapat menutup mata dan memvisualisasikan foto sepertiga dari jalan ke bawah. di halaman kiri, serta not-not yang Anda tambahkan di margin bawah, " Sakai menjelaskan.

Meskipun mereka tidak mempunyai data dari relawan yang lebih muda, peneliti menduga bahwa perbedaan aktivasi otak antara metode analog dan digital cenderung lebih kuat pada orang yang lebih muda. Penelitian saat ini pun berfokus pada pembelajaran dan menghafal, peneliti juga mendorong pemakaian kertas untuk kegiatan kreatif.

"Otak siswa sekolah menengah masih berkembang dan jauh lebih sensitif daripada otak orang dewasa," tambah Sakai.

“Masuk akal bahwa kreativitas seseorang kemungkinan akan lebih berbuah jika pengetahuan sebelumnya disimpan dengan pembelajaran yang lebih kuat dan lebih tepat diambil dari memori. Untuk seni, menggubah musik, atau karya kreatif lainnya, saya akan menekankan penggunaan kertas daripada metode digital," tutupnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

7 Arti Mimpi Memotong Rambut Apakah Pertanda Baik?

Minggu, 28 April 2024 | 10:19 WIB

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X