Hebatnya John Charles Gilkey, Rela Dipenjara karena Terlalu Mencintai Buku

- Selasa, 18 Januari 2022 | 23:06 WIB
John Charles Gilkey. (Photo/Alchetron)
John Charles Gilkey. (Photo/Alchetron)

Mimpi buruk seorang pustakawan, bukan karena buku yang rusak, atau pertemuan romantis di perpustakaan, melainkan hilangnya buku karena dicuri. Seperti kisah John Charles Gilkey yang sangat mencintai buku-buku.

John Charles Gilkey merupakan seorang pria yang mencuri buku dan manuskrip berharga senilai 200.000 dolar (Rp2,8 miliar). Meskipun demikian, uang bukanlah katalisator, tetapi cinta yang ia pelihara untuk buku-buku yang luar biasa.

Dilansir Princh, sosoknya sangat dikenal karena tidak ada satupun barang curian yang pernah muncul kembali di pasaran, hilang begitu saja tanpa jejak. Kisah Charles Gilkey berawal ketika para pedagang buku langka dari wilayah Teluk San Francisco melaporkan berbagai kasus pencurian.

Kisah awal John Charles Gilkey

Pemilik toko buku Brick Row yang bernama John Crichton menerima telepon dari seorang pria, yang mengatakan bahwa dia ingin membeli edisi pertama “The Mayor of Casterbridge” oleh Thomas Hardy.

Crichton setuju untuk memproses kartu kredit melalui telepon dan diberitahu bahwa ayah pembeli akan mampir untuk mengambil buku. Kemudian pada hari itu, seorang pria yang lebih tua datang ke toko, mengambil buku itu, dan pergi tanpa memeriksanya, seolah-olah dia sedang terburu-buru.

Satu bulan kemudian, Crichton menerima telepon lagi, dari seseorang dengan nama yang sama dengan pemegang kartu yang membeli buku Hardy. Pria itu mengeluh tentang tagihan, sekitar sebulan yang lalu, 2.500 dolar (Rp35 juta) ditambah pajak penjualan dari Toko Buku Brick Row.

Baca juga: Mitos atau Fakta: Sederet Larangan Ini Masih Terus Membayangi Perempuan

Pria itu mengklaim bahwa dia tidak pernah dikaitkan dengan toko itu dan tidak membeli buku itu sendiri. Dan saat itulah Crichton tahu apa yang terjadi adalah penipuan kartu kredit.

Menggunakan penipuan berulang kali

John C. Gilkey menggunakan penipuan yang sama berulang kali: panggilan telepon, nomor kartu kredit, dan kemudian mengambil buku yang terburu-buru. Bahkan dia sering mengaku sebagai ayah penelepon.

Ternyata dia menggunakan cek buruk dan nomor kartu bank curian, diperoleh melalui pekerjaannya di Saks Fifth Avenue di San Francisco, untuk "membeli" barang yang dia cari. Tak lama, terungkap bahwa Gilkey merencanakan pencuriannya menurut Daftar 100 Novel Terbaik Perpustakaan Modern.

Operasi penangkapan Charles Gilkey

Pada tahun 2003, setelah operasi penangkapan yang diatur oleh Tuan Sanders, Gilkey ditangkap dan dijatuhi hukuman 18 bulan penjara. Saat menjalani hukuman penjara, ia dikunjungi oleh penulis Allison Hoover Bartlett, yang ingin mengetahui inti dari alasan Gilkey terus mencuri buku agar dia bisa menulis riwayat operasi pencuriannya.

Ketika dia dibebaskan bersyarat, mereka bertemu di sebuah restoran di San Francisco, di mana dia mewawancarainya dan mengungkap misteri kejahatan yang dia lakukan.

Buku paling laris tentang kisah Charles Gilkey

Selama tiga tahun, mereka mengadakan lusinan pertemuan, beberapa di antaranya bahkan berada di lokasi kejahatannya. Akhirnya, Bartlett menulis "The Man Who Loved Books Too Much" yang dengan cepat menjadi buku terlaris.

John Gilkey mengakui bahwa dia sangat menyukai buku dan dia tidak merasa menyesal atas kejahatan yang dia lakukan. Ia menyakini memiliki keyakinan irasional dan merasa pantan memiliki buku-buku curian.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X