Kejanggalan Kasus JIS yang Dipertanyakan Hingga Kini, Benarkah Ada Rekayasa Kriminalisasi?

- Minggu, 24 April 2022 | 18:00 WIB
Bagian depan Jakarta International School di Jakarta Selatan. (ANTARA News/Lia Wanadriani Santosa)
Bagian depan Jakarta International School di Jakarta Selatan. (ANTARA News/Lia Wanadriani Santosa)

Tentunya masih banyak yang teringat dengan kasus Pelecehan Seksual di JIS (Jakarta IInternational School). Sebuah kasus dugaan pelecehan seksual oleh karyawan dan guru Jakarta International School terhadap anak didiknya yang masih dipertanyakan kebenarannya.

Pasalnya, meski kasus ini sudah diputuskan pengadilan, begitu banyak bukti yang tidak sesuai namun diabaikan begitu saja. Bahkan kematian seorang tersangka yang disebut bunuh diri diduga sangat janggal. 

Awal mula kasus, laporan orang tua korban.

Kasus JIS ini mulai dilaporkan pada tanggal April 2014 silam yang bermula dari laporan korban berinisial AK kepada orangtuanya atas dugaan tindakan sodomi, yang kemudian diikuti laporan dari orang tua lainnya. 

-
ILUSTRASI-Sekolah Jakarta International School (JIS) (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Awalnya hanya 5 tersangka tenaga kebersihan alih daya dari PT ISS bernama Afrischa Setyani, Agun Iskandar, Virgiawan Amin alias Awan, Syahrial, dan Zainal Abidin yang ditangkap, namun kasus ini terus berkembang sehingga melibatkan guru seperti Neil Bantleman dan Ferdinant Tjong. 

Keduanya ditetapkan sebagai tersangka. Seiring pemeriksaan, daftar korban bertambah menjadi tiga orang, yaitu AL, AK, dan DS. Polda bahkan menyatakan empat orang diminta penundaan deportasinya untuk kepentingan pemeriksaan.

Kejanggalan dan rekayasa, terbukti dengan visum.

Namun seiring berjalannya persidangan, kasus ini diragukan penuh rekayasa. Beberapa lembaga seperti Kontras menilai bahwa dalam kasus ini tindakan polisi kurang hati-hati, tidak independen dan memaksakan sebuah kasus dari bukti-bukti yang sangat lemah.

Mengutip beberapa sumber, hal yang pertama dicurigai adalah pernyataan orang tua korban yang menyebutkan bila sang korban mengalami luka nanah di dubur setelah ia visum, termasuk adanya penyakit herpes. 

-
Tersangka kasus JIS. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/)

Namun di persidangan pengacara para terdakwa menyatakan bahwa dari keterangan saksi ahli Patologi Forensik, Dokter Evi, tidak ditemukan luka akibat sodomi yang dilakukan banyak orang di dubur MAK. Bahkan seorang penggiat media sosial memberikan keterangan panjang di twitter tentang temuannya yang menduga kasus ini merupakan rekayasa.

Sehingga tidak dapat disimpulkan apakah benar terjadi tindakan pelecehan seksual. Hasil pemeriksaan oleh Dr NP, yang memeriksa korban pertama kali, juga menyatakan tidak ada penyakit menular seksual seperti yang telah diberitakan.

Laporan pencemaran nama baik kepada ortu penyebar fitnah.

Pada tanggal 12 Juni 2014, tiga tenaga pengajar di Jakarta International School (JIS), Elsa Donohue, Neil Betlemen, dan Ferdinan Tjong mendatangi Polda Metro Jaya, untuk melaporkan pencemaran nama baik atas kasus kekerasan seksual di sekolah tempat mereka bekerja. 

 

Pihak yang dilaporkan adalah orang tua bernama Dewi, yang menggunakan sarana Whatsapp dan email untuk menyebarkan informasi seolah pelapor melakukan tindakan pelecehan seksual. Dalam pertemuan orang tua murid pada April lalu, Dewi mengatakan putranya lolos dari serangan petugas kebersihan yang saat ini ditetapkan sebaga tersangka.

Dugaan adanya kekerasan kepada tersangka, namun disebut bunuh diri

Salah seorang tersangka kasus ini, Azwar, ditemukan bunuh diri selama masa pemeriksaan di Polda Metro Jaya pada tanggal 26 April 2014 dengan cairan pembersih. Polisi menyatakan tersangka mungkin malu karena perbuatannya.

Namun kemudian berkembang dugaan bahwa cara bunuh dirinya tidak umum terjadi di tahanan. Lagipula, tidak jelas dari mana cairan itu bisa didapatkan oleh tersangka karena di toilet tempat kejadian, tidak tersedia.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

7 Arti Mimpi Memotong Rambut Apakah Pertanda Baik?

Minggu, 28 April 2024 | 10:19 WIB

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X