Misteri Makam di Puncak Gunung Ponorogo, “Dijaga” Sosok Wanita Namun Jadi Magnet Wisata

- Minggu, 13 November 2022 | 20:35 WIB
Makam misterius di puncak gunung (Z Creators/Gayuh Satria)
Makam misterius di puncak gunung (Z Creators/Gayuh Satria)

Gunung Gombak di Desa Nglarangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, sering menjadi tujuan para wisatawan dan peziarah karena keberadaan makam di puncaknya.

Gunung tersebut sangat mudah dijangkau karena ketinggiannya hanya sekitar 250 MDPL, dan terletak di antara permukiman padat penduduk.

Namun, kejadian misterius sering menimpa peziarah dan wisatawan yang hendak menuju Gunung Gomak, terutama mereka yang berniat mengunjungi makam di puncak Gunung Gombak.

Makam di puncak gunung

-
Pintu masuk menuju makam Brotonegoro (Z Creators/Gayuh Satria)

Usut punya usut, makam yang berada di puncak gunung tersebut adalah makam seorang Tumenggung atau Bupati. Ia adalah Tumenggung Brotonegoro atau sering dikenal Bupati Polorejo, yang pernah membantu Pangeran Diponegoro melawan para penjajah Belanda sekitar tahun 1825.

Ada empat makam yang berada di puncak Gunung Gombak. Yakni makam Tumenggung Brotonegoro sendiri, yang bersebelahan dengan makam istrinya yakni Tedjo Sumekar. Sementara dua makam lagi berada di luar cungkup utama, yakni makam pekatik atau kusir kuda, dan makam kuda tunggangan Brotonegoro yakni Turonggo Gaprik. 

Kisah Tumenggung Brotonegoro

-
Makam Tumenggung Brotonegoro (Z Creators/Gayuh Satria)

Konon, karena membantu Pangeran Diponegoro, Tumenggung Brotonegoro menjadi incaran tentara Belanda. Belanda pun sempat menyerang Brotonegoro, namun harus kalah dan kocar-kacir karena Brotonegoro juga mempunyai banyak pasukan dan pendukung. 

Tak patah arang, Belanda sempat datang lagi dan menyerang Brotonegoro dengan pasukan yang lebih kuat. Pasukan Belanda mampu membuat Brotonegoro terpojok dan terkena tembak, hingga Brotonegoro melarikan diri sampai ke Gunung Gombak dan meninggal di sekitar gunung tersebut. 

-
Juru kunci membersihkan makam Brotonegoro (Z Creators/Gayuh Satria)

Untuk menyembunyikan jenazah Brotonegoro, Belanda akhirnya mengubur tubuh Brotonegoro di atas puncak Gunung Gombak. Selain itu, kejadian meninggalnya Brotonegoro di Gunung Gombak juga membuat wilayah di sekitarnya menjadi daerah terlarang untuk dikunjungi para pribumi pada saat itu. Sehingga disebutlah ‘Nglarangan’ menjadi sebuah desa hingga saat ini. 

“Meski disembunyikan (makam Brotonegoro, red.) tetap saja ditemukan dan diuri-uri warga pribumi hingga saat ini,” kata Juru Kunci Makam, Patok. 

Makam Brotonegoro menjelma jadi destinasi wisata

Patok sang juru kunci makam menuturkan, karena kemasyhuran nama Brotonegoro, warga terus merawat makam hingga akhirnya dibuatlah menjadi destinasi wisata religi dan diberi nama Astana Giri Gombak.

-
Wisatawan berkunjung ke puncak Gunung Gombak (Z Creators/Gayuh Satria)

Bahkan sampai sekarang peziarah terus berdatangan, bukan hanya dari Ponorogo, melainkan juga dari luar kota seperti Yogyakarta dan Solo. 

“Kalau hari Minggu selalu ramai, apalagi saat Suro, peziarah banyak yang datang rombongan,” tutur Patok. 

Selain peziarah, banyak juga pribadi seorang yang datang untuk bersemedi dan berdoa agar keinginannya bisa terkabul. Bahkan banyak juga dari kalangan politikus atau bahkan pengusaha menyempatkan diri untuk berziarah dan berdoa di Astana Giri Gombak. 

Untuk menuju Astana Giri Gombak sendiri peziarah bisa berjalan kaki dari pintu masuk atau menggunakan sepeda motor untuk sampai ke puncak.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X