Pada masa kekaisaran Persia, terdapat hukuman yang sadis dan mengerikan untuk memberikan ganjaran kepada mereka yang melakukan kesalahan.
Hukuman tersebut diberi nama skafisme, dimana berasal dari bahasa Yunani yang berarti mangkuk kuburan. Skafisme menjadi hukuman yang paling menakutkan dengan metode eksekusi paling mengerikan yang pernah ada.
Baca Juga: Viral Pria Lihat Sosok Diduga Pocong Saat Hujan Turun, Malah Disamperin
Dilansir nationalgeographic, metode eksekusi skafisme mulai dipraktikkan sejak awal 500 tahun SM. Metode ini juga dikenal sebagai metode eksekusi perahu yang mana korban akan ditempatkan pada dua batang perahu yang ditangkupkan dan diberi lubang.
Tak berhenti sampai di sana, saat seluruh tubuh terperangkap di dalam perahu yang terbalik, korban akan dipaksa mengonsumsi susu dan juga madu.
Nantinya kedua cairan tersebut akan membuat korban diare dan kondisi tubuh yang tak terkendali. Korban pun akan meronta-ronta namun tak sanggup berbuat apa-apa.
Selain dilanda diare yang tak berkesudahan, perahu pun nantinya akan dipenuhi dengan kotoran dan susu serta madu tadi akan mendatangkan segala macam serangga ke perahu tersebut dan menggerogoti setiap lapisan yang ada di balik perahu.
Perlahan namun pasti, korban pun akan meninggal dengan tragis melalui metode hukuman skafisme tersebut.
Praktik ini pun pernah dilakukan Raja Artaxerxes II yang menjatuhkan hukuman mati dengan metode skafisme pada Mithridates, prajuritnya. Hukuman ini ia berikan karena sang prajurit telah berkhianat. Hingga pada akhirnya, Mithridates mengalami skafisme selama 17 hari sebelum akhirnya meninggal dunia.