Peneliti Ungkapkan Jutaan Orang akan Mati Jika Gagal Tepati Perjanjian Perubahan Iklim

- Kamis, 18 Februari 2021 | 12:52 WIB
Ilustrasi perubahan iklim. (photo/Ilustrasi/Pexels/Pixabay)
Ilustrasi perubahan iklim. (photo/Ilustrasi/Pexels/Pixabay)

Jika dunia berhasil penuhi target dalam perjanjian iklim di Paris, dengan menahan pemanasan global hingga 'jauh di bawah' 2 derajat Celcius pada 2100 nanti, maka jutaan nyawa manusia dapat diselematkan. Ini juga bersifat sebaliknya, jika negara-negara di dunia gagal menepati Paris Agreement itu, maka jutaan nyawa manusia akan mati. 

Para peneliti menyebut contoh pada sembilani negara yang telah mereka teliti. Sebanyak 6,1 juta nyawa manusia di Brasil, Tiongkok, Jerman, India, Indonesia, Nigeria, Afrika Selatan, Inggris, dan Amerika Serikat bisa  terselamatkan bila negara-negara itu mulai menerapkan kebijakan yang serius dalam memenuhi target Paris Agreement sehingga bisa mengurangi emisi gas rumah kaca pemicu perubahan iklim yang sebabkan bencana di wilayah mereka. 

Berkat dengan udara yang lebih besar yang dihasilkan dari pengurangan drastis, pemakaan bahan bakar fosil 1,6 juta orang lainnya bisa bernafas lega selama satu tahun lagi. Adapun berkat peralihan dari mobil pribadi ke angkutan umum atau perjalanan kaki dan sepeda, 2,1 juta dari kita dapat memperolah manfaat untuk tahun berikutnya, setiap tahun. 

Tim peneliti dari The Lancet Countdown on Health and Climate Change mengatakan dalam laporan hasil studi mereka yang telah terbit dalam jurnal Lancet Planetary Health pada Februari 2021 ini mengatakan bahwa mereka memilih 9 negara itu untuk dipelajari dikarenakan negara-negara itu menyumbang 70% emisi gas rumaha kaca di dunia.

Dalam studi ini, Countdown telah melihat berbagai skenario tindakan dari 9 negara itu. Para peneliti juga memperhitungkan apa yang, sejauh ini, 9 negara itu telah berjanji untuk melakukan hal untuk mengatasi perubahan iklim. Tim peneliti itu menemukan 9 negara itu masih jauh dari target yang efektif, para dunia sedang menuju kenaikan suhu global pada 2100 sebesar 3 derajat Celcius atau lebih.

Beberapa negara telah mendekati target yang lebih ambisius. Rencana yang dideklarasikan Tiongkok, misalnya sejauh ini hanya membutuhkan peningkatan 7%. Sementara Inggris harus meningkatkan permainannya sebesar 17%. Adapun Amerika Serikat, yang sempat meninggalkan Paris Agreement di bawah mantan Presiden Donald Trump, harus tingkatkan pekerjaaan yang lebih karena memiliki persentase yang besar, 38%.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X