Hari Ini, Tepat 23 Tahun Lalu AS Ngebom Markas dan Pabrik Kimia Al Qaeda di Afghanistan

- Jumat, 20 Agustus 2021 | 14:53 WIB
Pabrik Al-Shifa di Sudan pasca dibom AS. (Wikipedia)
Pabrik Al-Shifa di Sudan pasca dibom AS. (Wikipedia)

Tepat hari ini, pada 20 Agustus 1998 silam, sebuah rudal diluncurkan Amerika Serikat menuju pangkalan Al Qaeda di Provinsi Khost, Afghanistan, dan pabrik farmasi Al-Shifa di Khartoum, Sudan. Serangan yang diberi nama  sandi Operation Infinite Reach tersebut merupakan bentuk balasan sekaligus mengincar pabrik senjata kimia milik Al Qaeda.

Mengutip National Security Archive (1998), serangan yang diluncurkan oleh Angkatan Laut AS, diperintahkan oleh Presiden Bill Clinton, diduga sebagai pembalasan atas pemboman al-Qaeda pada 7 Agustus di kedutaan Amerika di Kenya dan Tanzania, yang menewaskan 224 orang (termasuk 12 orang Amerika) dan melukai lebih dari 4.000 lainnya. 

Intelijen AS merasa kecolongan setelah menyarankan hubungan keuangan antara pabrik Al-Shifa dengan Osama bin Laden. Pabrik tersebut diduga memproduksi setengah dari obat-obatan Sudan, sementara sampel tanah yang dikumpulkan dari Al-Shifa diduga mengandung bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan gas saraf VX. 

Mencurigai bahwa Al-Shifa memproduksi senjata kimia untuk Bin Laden dan jaringan al-Qaeda-nya, AS menghancurkan fasilitas itu dengan rudal jelajah, membunuh atau melukai 11 orang Sudan.

Baca Juga: NASA Ungkapkan Asteroid Sebesar 1,5 Kali Burj Khalifa akan Melewati Bumi!

-

Pangkalan Al Qaeda di Afghanistan. (Wikipedia)

Serangan terhadap Al-Shifa terbukti kontroversia, Pasalnya setelah serangan, akademisi Max Taylor dan Mohamed Elbushra mengkritisi kebijakan tersebut lantaran pabrik tersebut tidak terlibat dalam produksi senjata kimia apa pun.

Serangan rudal di kamp-kamp pelatihan al-Qaeda Afghanistan, yang bertujuan untuk mencegah lebih banyak serangan dan membunuh bin Laden, merusak instalasi dan menimbulkan korban dalam jumlah yang tidak pasti. Namun, bin Laden tidak ada pada saat itu. Setelah serangan itu, Taliban yang berkuasa diduga mengingkari janji kepada kepala intelijen Saudi Turki al-Faisal untuk menyerahkan Bin Laden, dan rezim malah memperkuat hubungannya dengan kepala al-Qaeda tersebut

Operation Infinite Reach menjadi aksi AS terbesar dalam menanggapi serangan teroris sejak pengeboman Libya tahun 1986, disambut dengan tanggapan internasional yang beragam. 

Sekutu AS dan sebagian besar publik Amerika mendukung serangan tersebut. Namun  negara-negara yang ditargetkan dan negara-negara di Timur Tengah lainnya menentang keras mereka. Justru kegagalan serangan untuk membunuh Bin Laden justru meningkatkan citra publiknya di dunia Muslim. 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X