The Most Engaging Media For Millennials and GEN Z

Cerita Perampokan Sadis Menimpa Sekeluarga di Pulomas, Korban Disekap di Kamar Mandi!
Lokasi perampokan sadis Pulomas. (ANTARA FOTO)
Fakta Dan Mitos

Cerita Perampokan Sadis Menimpa Sekeluarga di Pulomas, Korban Disekap di Kamar Mandi!

Korban ditemukan dalam keadaan bertumpuk.

Minggu, 12 Februari 2023 08:05 WIB 12 Februari 2023, 08:05 WIB

INDOZONE.ID - Peristiwa kasus pembunuhan sadis di rumah mewah milik Dodi Triono di perumahan elit di Jalan Pulomas Utara, Jakarta Timur di tanggal 26 Desember 2016 silam menyorot perhatian masyarakat kala itu. 

Bagaimana tidak, ada 11 orang disekap di kamar mandi yang berukuran 1,5 meter x 1,5 meter persegi. Imbas mereka disekap di sana, enam orang meninggal dunia lantaran kekurangan oksigen dalam ruangan kamar mandi tersebut. Lantas bagaimana peristiwanya?

Kronologi

Melansir berbagai sumber, rumah elit bergaya minimalis tersebut berada di Jalan Pulomas Utara Nomor 7A, Jakarta Timur, adalah milik seorang pengusaha Dodi Triono. Rumah elegan tersebut seketika berubah menjadi mencekam usai disatroni oleh sekelompok perampok.

Mulanya di tanggal 26 Desember 2016, tepatnya pada sore hari seorang pelaku yakni Ramlan yang merangsek masuk ke rumah Dodi melalui pintu depan lantaran tak dikunci. Setelah berhasil masuk, pelaku kemudian mengumpulkan dan menyekap orang rumah di bagian tengah.

Sambil menenteng pistol dan golok, Ramlan membawa para korban yang berjumlah 11 orang ke sebuah toilet dengan ukuran 1,5 meter x 1,5 meter. Kunci kemudian dibuang entah kemana agar para korban tak bisa keluar dari tempat tersebut.

Baca Juga: Polda Metro Kantongi Identitas Perampok Toko Emas di ITC BSD Serpong

Setelah berhasil menyekap 11 orang korban, para pelaku memanggil temannya untuk membantu proses penggeledahan rumah guna membawa barang berharga milik Dodi.

Esok harinya di tanggal 27 Desember 2016, sekitar pukul 09.30 WIB kerabat bernama Sheila Putri yang datang ke rumah Dodi karena tak bisa dihubungi sejak tanggal 26 Desember. Sesampainya disana, Sheila curiga mengapa pintu rumah tak terkunci dan kosong.

Merasa aneh dia melapor ke pos keamanan dan warga untuk masuk bersama-sama mengecek kondisi di dalam rumah.  Saat masuk ke dalam rumah Dodi, Sheila mendengar teriakan 'Minta Tolong' dari arah kamar mandi

Adanya hal itu membuat Sheila melapor ke pos Polisi Kayu Putih. Hingga akhirnya pihak Kepolisian bersama Satpam dan warga mendobrak pintu kamar mandi berukuran 1,5 meter x 1,5 meter itu, dan ditemukan ada 11 orang yang tertumpuk di dalam sana.

Adapun 11 orang yang menjadi korban penyekapan adalah Dodi Triono (59), Diona Arika Andra Putri (16) putri pertama Dodi dari istri kedua, Dianita Gemma Dzalfayla (9), putri ketiga Dodi dari istri kedua, Amalia Calista alias Amel, teman Gemma, Sugiyanto alias Yanto, sopir,  Tarso (40), sopir.

Kemudian ada Emi (41), pembantu Zanette Kalila Azaria (13) putri kedua Dodi dari istri kedua, Santi (22), pembantu putri Emi, Fitriani (23) baby sitter, Windy (23), baby sitter.

Mereka berhasil dikeluarkan dari tempat nahas itu, namun sayang ada enam orang diantara mereka meninggal dunia karena mengalami kehabisan oksigen lantaran berada di ruang yang pengap.

Enam orang yang tewas adalah Dodi Triono, dua anaknya Diona Arika Andra Putri (16) serta Dianita Gemma Dzalfayla (9). Lalu Amalia Calista alias Amel (teman anak korban) dan Sugiyanto alias Yanto (sopir) serta Tarso (sopir).

Pelaku Ditangkap

Setidaknya pihak Kepolisian membutuhkan waktu 24 jam untuk menangkap pelaku perampokan. Pelaku adalah Ramlan, Erwin, Yus Pane, dan Sinaga ditangkap di Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat. Ramlan tewas ditembak polisi karena melakukan perlawanan saat hendak ditangkap.

Sementara Erwin harus menerima timah panas di bagian kakinya karena juga ingin kabur. Untuk Yus Pane, sebelum ditangkap ia sempat kabur bersama Sinaga.

Tak berselang beberapa lama, Sinaga ditangkap Polisi di semua perumahan di wilayah Bekasi. Sinaga adalah supir yang membawa mobil saat pelaku melancarkan aksi di rumah Dodi.

Berdasarkan keterangan dari Kapolda Metro Jaya Mochammad Iriawan bahwa Ramlan sudah malang melintang di dunia perampokan sejak tahun 2001 dan bahkan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Dalam perampokan di Pulomas, Ramlan menjadi kapten guna menjalankan aksi.

Dari tangan pelaku, polisi berhasil menyita barang-barang yang diambil dari rumah Dodi. Seperti uang tunai dalam bentuk rupiah hingga uang Thailand. Kemudian ada handphone dan beberapa barang lainnya.

Rumah Pulomas Laku Dijual

Rumah mewah di bekas lokasi pembunuhan, perampokan dan penyekapan sekeluarga di Pulomas, sempat tak disebut-sebut angker lantaran adanya peristiwa itu. Hingga akhirnya rumah tersebut berhasil terjual setelah pihak properti meyakinkan ke para calon pembeli.

Sebagaimana dilihat dalam akun YouTube Century 21 Indonesia, disebutkan bahwa rumah almarhum Dodi sudah laku dibeli orang lain. Aldri Karmani menyebutkan bahwa tak mudah menjual dengan desain minimalis tersebut, apalagi pemilik rumah adalah atasan di tempat kerjaan sang istri.

"Dan keluarga meminta ke saya, dan saya bantu," kata Aldri.

Baca Juga: Cerita Lengkap Kasus Pembunuhan Gadis SMA di Jepang yang Terpecahkan Setelah 14 Tahun

Dijelaskan Aldri setelah tiga bulan kejadian dirinya mencoba untuk memasarkan rumah almarhum Dodi. Namun ia bilan tak mudah karena banyak godaan dan cobaan karena para pembeli yang nyeleneh karena dianggap rumah hantu, sehingga meminta harga murah.

Karena rumah itu viral dan menjadi sorotan waktu itu, maka banyak pihak juga yang mengkonfirmasi kepadanya apakah rumah itu seram dan angker. Rumah almarhum Dodi pernah dipakai untuk lokasi uji nyali, hal inilah yang memberikan efek penjual semakin susah.

Aldri berusaha menjual rumah bekas peristiwa pembunuhan dan penyekapan keluarg almarhum Dodi kurang lebih selama 1,5 tahun. Sampai akhirnya ada pembeli yang berminat membelinya rumah di Pulomas dan menganggap baik-baik saja.

Tidak sampai disitu, sekitar enam bulan guna melakukan proses jual-beli meyakinkan pembeli. Di tahun 2019 lah akhirnya deal dan pembeli pun tanpa ragu membeli rumah almarhum Dodi ini.

"Alhamdulillah lagi, si pembeli ini tidak merasa rumah ini angker, tidak seram. Karena dia bilang, dia punya keyakinan rumah ini kalau orang sudah meninggal tidak mengganggu apa pun. Tidak merasa ketakutan, yang sudah meninggal pasti masuk surga," tutur Aldri.

Artikel Menarik Lainnya:

TAG
Rachmat Fahzry
Harits tryan akhmad
TERKAIT DENGAN INI
JOIN US
JOIN US