Terdapat banyak sekali tokoh yang memiliki peran dan memiliki pengaruh atas nasib pengeboman kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang memberi komentarnya. Namun, terdapat seorang tokoh yang mengatakan bahwa hal itu harus dilakukan untuk mengakhiri Perang Dunia II.
Dia adalah pilot Paul Warfield Tibbets Jr. Bersama dengan 'Enola Gay', sebuah pesawat bersejarah yang mengusung nama gadis sang ibunda, ia dan awaknya menjatuhkan bom atom pertama di dunia, tepatnya pada 6 Agustus 1945 silam di Hiroshima, Jepang pada pukul 08.15.
Pada saat iru, Harry S. Truman selaku Presiden Amerika Serikat memberikan persetujuan pemakaian bom atom untuk melenyapkan bumi Jepang. Pada 5 Agustus 1945 sore, 'Enola Gay' bersama Tibbets melakukan lepas landas dengan perubahan ekor pesawat untuk mengelabui musuh.
'Enola Gay' pun kembali mendarat di Tinian pukul 02.58 siang. Tibbet dengan awak lainnya langsung diganjar oleh Distinguished Service Cross yang disematkan langsung Jenderal Spaatz. Lewat aksinya mengakhiri Perang Dunia II, dia pun dikenal sebagai salah satu pilot yang diagung-agungkan dan perolah kehormatan dalam Nation Hall of Fame.
Di sisi lain, banyak pihak yang menganggap aksi Tibbets sangatlah jauh dengan nilai kemanusiaan. Mendengar hal itu, ia justru menungkapkan betapa pentingnya aksi pengeboman itu dilakukan kepada Jepang. Bahkan, Tibbets mengaku dirinya tidak pernah menyesal atas perbuatan yang dilakukan atas nama negara tersebut.
"Kita tidak pernah bertempur dalam perang tanpa membunuh orang tak bersalah," ungkap Tibbets dalam sebuah pernyataan.
"Perang telah membunuh banyak orang sipil di sana. Adalah nasib sial mereka karena berada di sana," jelasnya saat itu.
Dia juga mengatakan bahwa hal yang dilakukan olehnya dan negara adalah sebuah keharusan untuk mengurangi bertambahnya pertumpahan darah. Dengan dijatuhkannya bom tersebut, Tibbets percaya bahwa hal itu akan menyelesaikan perang secepatnya.
