Sejarah Iduladha: Nabi Ismail atau Nabi Ishaq yang Dikurbankan oleh Nabi Ibrahim?

- Rabu, 29 Juli 2020 | 17:08 WIB
Ilustrasi pengurbanan Nabi Ibrahim kepada putranya. (Istimewa)
Ilustrasi pengurbanan Nabi Ibrahim kepada putranya. (Istimewa)

31 Juli 2020, umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia akan merayakan Lebaran Haji atau Iduladha (acap ditulis Idul Adha) 1441 Hijiriah.

Di dalam ajaran Islam, sejarah Iduladha, yang identik dengan penyembelihan hewan secara massal (baik itu sapi ataupun kambing), bermula dari kisah Nabi Ibrahim yang mengurbankan putra kesayangannya, Ismail.

Peristiwa itu dalam Alqur'an tercatat dalam surat as-Shaffat, 102-107. Ayat tersebut menyampaikan bahwa Nabi Ibrahim bermimpi mendapat perintah dari Tuhan untuk menyembelih putranya yang mencapai umur balig. 

Namun, tidak dijelaskan siapa anak Ibrahim yang dimaksud dalam surat itu. Ketika itu, Ibrahim telah memiliki dua putra. 

Yang pertama adalah Ismail, putranya dari Siti Hajar (Hagar), istri keduanya yang dipersembahkan oleh istri pertamanya, Sarah, karena frustasi tak kunjung punya anak.

Yang kedua adalah Ishaq, putranya dari Sarah (istri pertama) yang lahir ketika Ismail dan Hajar diungsikan dari Syam ke tengah padang pasir tak berpenghuni.

Dalam surat itu disampaikan, Ibrahim melihat dirinya menyembelih putranya dan hal ini ditafsirkan sebagai wahyu. 

Ibrahim lantas menyampaikan perihal mimpinya kepada putranya dan meminta pendapat mengenai mimpi tersebut. 

Putranya menjawab, "Wahai Ayah, kerjakanlah yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah engkau mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." 

Maka Ibrahim dan putranya kemudian melaksanakan mimpi tersebut. Saat Ibrahim membaringkan putranya dan siap menyembelihnya, sekonyong-konyong sebuah suara menyeru, "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu. Kemudian putranya tersebut diganti dengan hewan sembelihan yang besar yang dalam kebanyakan versi disebut-sebut biri-biri berbulu tebal.

Hingga kini, perbedaan pendapat mengenai identitas anak Ibrahim yang disembelih masih berlanjut. Sebagian ulama menyatakan bahwa putranya itu adalah Ismail, sedangkan ulama lain berpendapat Ishaq.

Umat Yahudi dan Kristen secara umum memandang bahwa putra Ibrahim yang disembelih adalah Ishaq. Disebutkan dalam Injil bahwa Allah memerintahkan Ishaq yang disebut "anakmu yang tunggal itu" untuk dikorbankan di tempat bernama Gunung Moria. Namun saat hendak disembelih, malaikat mencegahnya dan diganti dengan seekor domba jantan.

Terkait perdebatan ini, Prof Dr KH Nasaruddin Umar mengatakan bahwa logika yang dipakai umat Islam dalam memandang bahwa Ismail yang dikurbankan, adalah karena Ismail merupakan anak pertama yang telah dinanti-nantikan sejak lama oleh Ibrahim, dan karenanya sangat dicintainya. Logika lain adalah menyangkut lokasi penyembelihan, yaitu di Mina, tempat Ismail berada saat itu.

"Seandainya yang disembelih Ishaq, tentu penyembelihan itu terjadi di Baytul Muqaddas, bukan di Mina," katanya.

Halaman:

Editor: Administrator

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X