Saat menyaksikan pertunjukan adu banteng Spanyol di televisi, kamu melihat seorang matador (petarung banteng) membentangkan kain berwarna merah. Tak lama kemudian, banteng pun menyeruduk kain tersebut.
Gara-gara itu, banyak yang beranggapan bahwa banteng membenci warna merah. Benarkah demikian?
Dilansir laman Live Science, anggapan bahwa banteng membenci warna merah adalah keliru. Faktanya, banteng merupakan hewan yang buta warna parsial yaitu suatu kondisi di mana alat indera mata tidak dapat membedakan warna.
Buta warna parsial itu terjadi ketika sel fotoreseptor kerucut pada mata mengalami kecacatan. Pada manusia misalnya, ada tiga sel fotoreseptor kerucut yang peka terhadap warna merah, biru dan hijau.
Ketika salah satu dari sel fotoreseptor itu mengalami kecacatan, maka akan membuat seseorang menderita buta warna parsial atau kesulitan membedakan warna tertentu.
Pada banteng, hewan tersebut sama sekali tidak memiliki sel fotoreseptor. Itu artinya banteng sama sekali tidak bisa membedakan warna, alih-alih membenci warna merah.
Hanya merasa terancam saja
Banteng bisa marah sehingga menyeruduk matador yang membentangkan kain warna merah itu karena merasa terancam. Banteng yang merasa terancam akan berusaha melindungi diri dengan menyeruduk kain tersebut.
Penggunaan kain warna merah sudah menjadi tradisi dalam pertunjukan bangsa Spanyol itu. Sebab warna merah merupakan warna menyala yang dapat terlihat dengan jelas pada saat siang maupun malam hari, sehingga penonton yang berada di tribun bisa melihat dengan jelas aksi sang matador.
Program MythBusters dari Discovery Channel pada 2007 lalu melakukan pengujian terhadap aksi banteng dengan tiga gerakan berbeda. Gerakan pertama dilakukan dengan meletakkan tiga bendera warna merah, biru dan putih. Hasilnya, banteng menyeruduk seluruh bendera tersebut.
Gerakan kedua dilakukan dengan meletakkan tiga boneka yang dipakaikan kain warna merah, biru dan putih. Sama seperti sebelumnya, banteng itu menyeruduk seluruh boneka tersebut.
Pada gerakan ketiga dilakukan denagn menempatkan manusia berpakain merah di atas ring dan hanya berdiam diri. Lalu, ditempatkan dua orang lainya, tidak berpakaian merah dan berjalan di atas ring.
Hasilnya, banteng menyerang dua orang tidak berpakaian merah yang bergerak-gerak di atas ring tersebut.
Dari pengujian itu dapat dibuktikan bahwa banteng tidak membenci warna merah, namun merasa terancam pada sesuatu yang bergerak sehingga membuatnya agresif untuk menyerang.