Studi Temukan Pengalaman Mendekati Kematian Mungkin Terkait dengan Strategi Bertahan Hidup

- Minggu, 4 Juli 2021 | 15:06 WIB
Ilustrasi tenggelam. (photo/Ilustrasi/Pexels/Luca Nardone)
Ilustrasi tenggelam. (photo/Ilustrasi/Pexels/Luca Nardone)

Untuk pergi ke tepi kematian dan kembali lagi adalah sebuah perjalanan yang dilakukan beberapa orang, begitu banyak yang masih menjadi misteri mengenai pengalaman dalam mendekati kematian. Sekarang, terdapat penelitian baru yang tunjukkan beberapa pengalaman mendekati kematian mungkin terkait dengan strategi bertahan hidup kebinatangan yang disebut dengan thanatosis.  Melihat hal itu, seorang ahli saraf dari University of Liege di Belgia, Steven Laureys beri komentarnya.

"Dalam makalah ini, kami membangun serangkaian bukti yang menunjukkan bahwa thanatosis adalah dasar evolusi dari pengalaman mendekati kematian dan bahwa tujuan biologis bersama mereka adalah manfaat untuk bertahan hidup,"  ungkapnya. 

Setelah kematian, beberapa orang akan gambarkannya sebagai pengalaman yang keluar dari tubuh, mempunyai pemahaman waktu yang salah, pikiran yang cepat, halusinasi, melihat cahaya terang, atau bahkan merasakan kedamaian dan penerimaan. Pengalaman mendekati kematian ini biasanya terjadi saat salah seorang hampir mati, dalam situasi yang mengancam jiwa, atau alami rasa sakit atau stres fisik atau emosional yang intens, mungkin selama serang jantung atau pertemuan dengan satwa liar. 

"Kami berpikir bahwa mekanisme otak di balik pengalaman mendekati kematian telah berevolusi dari thanatosis karena mereka menawarkan manfaat bertahan hidup selama serangan predator," tulis para peneliti dalam makalah mereka .

Dalam penelitian sebleumnya, dari tim ahli saraf yang sama, hingga 1 dari 10 orang dilaporkan mempunyai pengalaman untuk mendekati kematian. Tetapi, data lain menunjukkan itu bisa di mana saja antara 4 hingga dengan 15 persen. Pertanyaannya, untuk kelompok ini dan penyelidikan evolusioner sistematis mereka, adalah berapa banyak pengalaman mendekati kematian yang biasanya melibatkan ancaman predator dan mungkin serupa thanatosis. 

Dari perspektif ilmiah, pengalaman mendekati kematian dapat dipicu dengan obat bius, kekurangan oksigen, sel-sel otak yang sekarat, atau endorfin, yang dilepaskan pada saat stress tinggi. Tetapi, tidak satu pun dari ini yang menjelaskan rangkaian lengkap dari pengalaman. Adapun thanatosis pada manusia, telah digambarkan sebagai mekanisme pertahanan yang mungkin muncul selama perisitwa traumatis, seperti serangan seksual atau kekerasan senjata.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X