Seorang detektor logam menemukan sebuah bros emas yang berasal dari Abad Pertengahan di Wiltshire, Inggris belum lama ini. Pada bros tersebut, terdapat serangkaian tulisan Latin dan Ibrani yang diduga memiliki unsur agama dan kekuatan sihir.
Dilansir Live Science, serangkaian tulisan Latin dan Ibrani itu diperkirakan memiliki kekuatan sihir dalam upaya untuk memberikan perlindungan bagi pemegangnya terhadap penyajit atau peristiwa magis.
Pada tulisan Latin yang jika diterjemahkan menjadi 'Salam Maria yang penuh rahmat Tuhan/bersamamu/terberkatilah engkau di antara wanita/dan terpujilah buah rahimmu. Amin.'
Sementara itu, pada aksara Ibrani yang bertuliskan 'AGLA' dapat diartikan yaitu 'Engkau perkasa selamanya, ya Tuhan.'
Menurut laporan singkat tentang bros yang diterbitkan secara online oleh Portable Antiquities Scheme (PAS) dan ditulis oleh Sophie Hawke, bros emas itu diperkirakan berasal dari sekitar tahun 1150 dan 1400 M dan mungkin telah digunakan dalam upaya untuk mencegah demam.
Seorang profesor studi agama di Universitas Northwester, Richard Kieckhefer menjelaskan aksara Ibrani yang bertuliskan frasa 'Engkau perkasa selamanya, ya Tuhan' mungkin memiliki tujuan yang penting pada bros tersebut. Menurut dia, frasa tersebut sangat terkenal dalam kekuatan sihir di era Abad Pertengahan.
Selain itu, dia mengatakan bahwa doa-doa lain yang terukir pada bros itu adalah doa-doa keagamaan yang umum pada saat itu. Doa yang bercampur makna antara religius dan magis itu akan memberi bros kekuatan khusus.
"Apa yang ingin saya tekankan adalah bahwa kombinasi 'agama' dan 'sihir' semacam ini bukanlah hal yang aneh," kata Kieckhefer.
Sementara itu, seorang profesor sejarah di Universitas Saskatchewan, Frank Klaassen mengatakan bahwa tulisan Ibrani pada bros tersebut merupakan sesuatu hal yang sangat umum digunakan dalam sihir.
"sangat umum digunakan dalam sihir, dari sihir ritual tinggi hingga jimat dan jimat pelindung. Ini adalah salah satu dari banyak nama ilahi atau kata-kata kekuatan yang umum dalam tradisi abad pertengahan," jelas Frank Klaassen.
Melalui Undang-undang Harta Karun, bros itu mungkin akhirnya ditempatkan di museum lokal tergantung pada sejumlah faktor. Misalnya, salah satu hasil yang mungkin adalah bahwa detektor logam dapat diberikan hadiah uang dan artefak dapat diserahkan kepada pemerintah, yang dapat menempatkannya di museum.
