Ternyata Bunyi Huruf 'F' & 'V' Lahir dari Evolusi Perubahan Makanan Manusia, Ini Faktanya

- Senin, 21 Februari 2022 | 13:18 WIB
Ilustrasi zaman neolitikum (Libcom)
Ilustrasi zaman neolitikum (Libcom)

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Science pada Maret 2019 lalu mengungkapkan bahwa apa yang manusia konsumsi pada zaman dahulu memberikan perubahan secara fisik dan bahkan menghasilkan bunyi untuk huruf 'f' dan'v'.

Dilansir Science.org, penelitian mengenai itu tercetus berawal dari dugaan ahli bahasa Charles Hockett pada 1985 yang menyebut bahwa penggunaan gigi dan rahang sebagai alat dalam populasi pemburu-pengumpul membuat bunyi untuk huruf konsonan seperti 'f' dan 'v' sulit diucapkan.

Penelitian yang diketuai oleh Damián Blasi dari Department of Comparative Linguistics, University of Zurich, Swiss mengungkapkan bahwa bentuk rahang manusia modern mengalami perubahan signifikan dari manusia di masa lalu.

Disebutkan bahwa manusia pada periode Paleolitik atau masa pemburu-pengumpul memiliki gigi atas dan bawah yang sejajar untuk membentuk garis datar. Ketika di periode Neolitikum atau masa pertanian, gigi atas lebih menonjol dari gigi bawah.

Menurut para peneliti, bentuk itu berubah karena bentuk rahang manusia sudah kurang aktif bekerja karena olahan makanan yang dikonsumsi lebih lunak yaitu bubur dan keju.

Untuk membuktikan dugaan tersebut, para peneliti membuat simulasi biomekanik dari gerakan pengucapan pada dua rahang secara virual untuk mengetahui seberapa usaha otot yang terlibat.

Dari simulasi itu, dapat dilihat bahwa rahang yang atas dan bawah lebih banyak berusaha untuk menghasilkan bunyi konsonan 'f' dan 'v'. Untuk meyakinkan penelitian ini, para peneliti juga meninjau perubahan suara rumpun bahasa Indo-Eropa dari masa ke masa.

Hasilnya, bunyi konsonan 'f' dan 'v' tidak ada atau tidak tercipta di hampir semua cabang bahasa jika dihitung dari 6.000 hingga 4.000 tahun silam. Namun ketika sudah mulai memasuki periode Neolitikum, bunyi-bunyi tersebut mulai terdengar secara signifikan.

"Kita tidak dapat menerima begitu saja bahwa bahasa lisan terdengar sama hari ini seperti yang mereka lakukan di masa lampau," kata Steven Moran ahli bahasa di University of Zurich.

Artinya bahwa rangkaian bunyi ucapan yang kita gunakan belum tentu tetap stabil sejak kemunculan spesies kita, melainkan keragaman besar bunyi ucapan yang kita temukan saat ini adalah produk dari interaksi kompleks faktor-faktor yang melibatkan perubahan biologis dan evolusi budaya," jelas dia.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X