Tradisi Memanjangkan Telinga Para Wanita di Peradaban Kuno

- Senin, 28 Desember 2020 | 09:54 WIB
Ilustrasi wanita Kenya yang memanjangkan telinga. (Wikiwand)
Ilustrasi wanita Kenya yang memanjangkan telinga. (Wikiwand)

Tradisi memanjangkan telinga merupakan tradisi populer sepanjang sejarah yang dilakukan oleh beberapa suku di beberapa negara.

Manusia selalu menghargai kecantikan sebagai sesuatu yang sangat penting.

Semua jenis modifikasi tubuh termasuk memanjangkan telinga menjadi cara sederhana untuk mengubah penampilan seseorang, yang bagi budaya tertentu dianggap menambah kecantikan alami individu serta status sosial.

Beberapa suku dari luar negeri yang diketahui melakukan tradisi memanjangkan telinga ini di antaranya adalah suku Maasai dari Kenya dan Huaorani dari Amazon. 

Suku Maasai di Kenya telah menggunakan peregangan telinga untuk mengubah penampilan mereka selama berabad-abad.

Peregangan telinga mungkin telah dilakukan dengan berbagai cara di dalam suku tersebut, terkadang beban berat digunakan untuk memanjangkan lobus telinga. Atau ukuran tindikanlah yang menyebabkan peregangan.

Orang Masai akan meregangkan tindikan mereka dengan menggunakan potongan batu, kayu, gading, duri yang semakin besar dan semakin besar.

-
Tradisi memanjangkan telinga. (Pinterest/Mirey Enverova)

Anggota suku yang lebih tua sering kali memiliki lebih banyak tindikan yang direntangkan daripada anggota yang lebih muda, karena peregangan yang aman dapat memakan waktu bertahun-tahun. 

Ini mungkin membuat lobus dengan jarak yang lebih besar sebagai tanda usia dan kebijaksanaan.

Sementara suku Huaorani di Amazon, baik pria maupun wanita mulai mengatur jarak telinganya sejak dini, di masa kanak-kanak.

Baca Juga: Tradisi Menikmati Darah Sapi Segar Bagi Orang-orang Maasai

Prosedur penindikan awal akan dilakukan dengan tulang belakang dari batang pohon. Setelah itu, suku Huaorani akan meregangkan lobusnya menggunakan sumbat kayu atau batu yang ukurannya semakin besar. 

Pada usia tertentu, orang-orang suku tersebut akan melepas sumbat mereka dan meninggalkan tindikan mereka tanpa hiasan untuk tampilan yang alami secara keseluruhan.

Meski begitu namun saat ini, suku-suku seperti Masai dan Huaorani, yang terpengaruh oleh campur tangan dunia Barat, mulai meninggalkan beberapa tradisi mereka. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X