Hari berlangsung dengan sangat cepat serta planet Bumi dilaporkan semakin memprihatinkan. Di mana, kekhawatiran terhadap masalah lubang lapisan ozon kini semakin meningkat. Lubang ozon di Antarktika pada tahun ini telah mencapai area maksimum pada 7 Oktober 2021 kemarin dan menepati urutan ke-13 terbesar sejak 1979.
Ilmuwan dari NASA dan NOAA pada 27 Oktober 2021 melaporkan hal itu. Dalam laporan it, mereka mengatakan lapisan ozon tahun ini telah berkembang serupa dengan tahun lalu. NASA dan NOAA sendiri pantau lubang ozon dengan metode instrumental pelengkap, seperti dengan satelit Aura NASA, satelit NPP Suomi NASA-NOAA, dan satelit JPSS NOAA-20 NOAA mengukur ozon dari luar angkasa.
Melihat hal itu, Kepala Ilmuwan untuk Ilmu Bumi di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA yaitu Paul Newman memberikan komentarnya, mengutip Tech Explorist.
“Ini adalah lubang ozon yang besar karena kondisi stratosfer 2021 yang lebih dingin dari rata-rata, dan tanpa Protokol Montreal, itu akan menjadi jauh lebih besar.” ungkapnya.
Peneliti NASA dan NOAA juga dilaporkan mendeteksi dan mengukur pertumbuhan dan pecahnya lubang ozon dengan pakai instrumen satelit di atas kapal Aura, Suomi-NPP, dan NOAA-20. Tahun ini, pengamatan dari satelit NASA telah menentukan pencapaian lubang ozon hingga 9.6 juta mil persegi, sebelum mulai menyusut pada pertengahan Oktober.
"Beberapa tahun yang lalu, kami selalu melihat ozon di beberapa ketinggian stratosfer menjadi nol pada akhir September," ungkap Bryan Johnson selaku ahli kimia atmosfer NOAA.
Sebenarnya, lubang ozon sendiri dapat pulih lewat Protokol Montreal dan amandemen selanjutnya yang akan melarang pelepasan bahan kimia perusak ozon berbahaya yang disebut chlorofluorocarbons, atau dikenal dengan CFC.
