Ilmuwan Klaim Manusia Kerdil 'Hobbit' Flores Belum Punah, Masih Hidup di Indonesia

- Selasa, 26 April 2022 | 19:59 WIB
Patung wajah Homo floresiensis (Hobbit), kerabat manusia yang fosilnya ditemukan di Flores, Indonesia. (B CHRISTOPHER, ALAMY/National Geographic)
Patung wajah Homo floresiensis (Hobbit), kerabat manusia yang fosilnya ditemukan di Flores, Indonesia. (B CHRISTOPHER, ALAMY/National Geographic)

Antara sekitar 700.000 tahun hingga 60.000 tahun yang lalu, manusia purba kecil hidup dan berjalan di pulau Flores, di tempat yang sekarang disebut Indonesia.

Homo floresiensis, dijuluki "hobbit" karena tingginya hanya sekitar 3 kaki, 6 inci (106 sentimeter), adalah manusia pembuat alat yang berotak kecil dan berkaki besar, dan tidak ada yang tahu dari mana ia berevolusi.

Sekarang, seorang antropolog berargumen bahwa tidak ada yang benar-benar tahu bahwa makhluk kecil ini benar-benar telah punah — dan mungkin bertahan hingga zaman modern.

Dalam sebuah buku baru, Gregory Forth, seorang antropolog pensiunan dari Universitas Alberta, berpendapat bahwa laporan tentang 'manusia kera' di Flores bisa jadi merupakan penampakan nenek moyang manusia purba, yang masih beredar hingga sekarang.

"Kami benar-benar tidak tahu kapan spesies ini punah atau memang berani saya katakan - kami bahkan tidak tahu apakah homo floresiensis benar-benar telah punah," kata Forth seperti yang dilansir Live Science, Selasa (26/4/2022).

"Jadi ada kemungkinan dia masih hidup."

Tak perlu dikatakan, ini adalah klaim yang dramatis, dan para ahli yang mempelajari H. floresiensis tampak skeptis.

-
Tengkorak Homo Floresiensis. (Universal History Archive / Contributor via Getty Images)

 

"Flores adalah sebuah pulau yang memiliki wilayah yang hampir sama dengan Connecticut dan memiliki dua juta orang yang tinggal di sana hari ini," kata John Hawks, ahli paleoantropologi di University of Wisconsin, Madison.

Populasinya tersebar di seluruh pulau, tambahnya.

"Secara realistis, gagasan bahwa ada primata besar yang tidak teramati di pulau ini dan bertahan dalam populasi yang dapat menopang dirinya sendiri hampir mendekati nol," kata Hawks kepada Live Science.

Kerabat yang telah lama hilang

Forth melihatnya secara berbeda. Dia telah melakukan penelitian lapangan antropologis di pulau itu sejak tahun 1984, dan sejak saat itu telah mendengar cerita-cerita lokal tentang makhluk-makhluk humanoid kecil berbulu yang hidup di hutan.

Dia menulis tentang kisah-kisah ini dalam penelitiannya sampai tahun 2003, ketika H. floresiensis ditemukan.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X