INDOZONE.ID - Sidik jari berusia 3.000 tahun telah ditemukan pada batu bata kuno di sebuah desa Zaman Besi di Al Ain, Uni Emirat Arab. Garis-garis rekaman ujung jari itu diyakini milik seorang pekerja saat membangun tembok di Hili 2, situs warisan budaya dunia UNESCO.
Menurut laporan The National News, penemuan besar tersebut memberikan bukti adanya jaringan pengrajin terampil yang mahir dalam konstruksi di tempat yang sekarang disebut UEA modern .
Temuan itu juga melawan stereotip bahwa orang-orang Emirat awal hidup dalam keterbelakangan dan singkat. Sebaliknya, mereka merupakan komunitas orang-orang yang bersemangat yang berkembang di lanskap yang keras.
"Kami sangat senang dengan hasil penyelidikan kami. Penemuan di Hili 2 mengungkap detail yang sebelumnya tidak diketahui tentang masa lalu kita, untuk kita dan generasi mendatang,” kata Mohamed Al Mubarak, ketua Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Abu Dhabi.
Konstruksi Zaman Kuno

Tak hanya sidik jari, para arkeolog juga menemukan cetakan kuno yang masih terpelihara dengan sangat baik. Para ahli dari DCT sekarang sedang mempertimbangkan pengiriman benda kuno tersebut guna analisis forensik untuk mempelajari lebih lanjut tentang orang-orang yang meninggalkan jejak di wilayah itu.
"Dari cetakan kami bisa mengetahui usia kelompok itu. Ini juga akan membantu kita memahami teknik bangunan,” ujar Ali Al Meqbali, kepala arkeologi DCT di Al Ain.
Lebih lanjut, Meqbali menjelaskan penggalian oleh setidaknya lima arkeolog selama beberapa bulan terakhir telah memberi petunjuk baru tentang bagaimana orang Zaman Besi hidup, memasak, bercocok tanam, dan bersosialisasi.
Baca juga: NASA Rilis Foto Kawah di Mars yang Terlihat Seperti Sidik Jari Manusia, Menakjubkan!
Adapun Hili 2 yang terletak di timur laut pusat kota Al Ain pertama kali digali pada tahun 1970-an. Di mana para peneliti menemukan rumah-rumah kuno yang masih terpelihara.
Berikutnya, tim kembali pada tahun 2018 untuk memulai investigasi yang ditargetkan dan telaten di setiap rumah. Hasilnya mereka menemukan bahwa pengrajin menggunakan tangan langsung untuk membuat lekukan pada batu bata lumpur yang kemudian menahan mortar (terbuat dari lumpur, batu, dan air) dan merekatkan dinding menjadi satu.
Lekukan ini sendiri dikenal sebagai "katak" dan merupakan bagian penting dari konstruksi. Di mana nenek moyang telah memanfaatkan bahan-bahan sekitar utuk membaut bagunan.
"Penelitian di Hili 2 mengungkapkan jendela yang tak tertandingi ke masa lalu. Hasil arkeologi menggambarkan bagaimana nenek moyang kita menggunakan bahan yang tersedia, dengan cara yang canggih dan optimal, untuk membangun rumah dan bangunan yang akan bertahan selama ribuan tahun,” sambung Al Mubarak.
Oven Zaman Kuno

Penggalian juga mengungkap keberadaan oven yang terawetkan dengan baik. Dikenal sebagai penyamakan, benda itu dibangun dari tanah liat dan mengandung batu yang terbakar.
Diyakini batu-batu itu dipanaskan dan kemudian daging domba atau kambing dimasak di atasnya. Penyamakan kulit ini tidak ditemukan di rumah individu tetapi di ruang komunal dan kemungkinan besar digunakan oleh keluarga pada acara-acara khusus.
“Ini membantu kita memahami aktivitas dan gaya hidup sehari-hari saat ini. Mereka memasak bersama dan hidup bersama, ujar Meqbali.
Baca juga: Jadi Identitas Vital, Mengapa Sidik Jari Orang Berbeda-beda? Berikut Faktanya!
Adapun temuan baru di Hili 2 sekarang sedang dikirim untuk analisis lebih lanjut. Temuan ini lagi-lagi membuktikan betapa mudah beradaptasi dan terampilnya orang-orang zaman kuno.
Bukti dari pekerjaan mereka adalah bahwa selama 3.000 tahun, banyak tembok yang dibangun oleh orang-orang di Hili 2 dan masih berdiri hingga kini.
Artikel Menarik Lainnya: