Peradaban masa dulu merupakan awal mula peradaban masa kini untuk memulai dan membentuk teknologi terbaru. Mulai dari teknologi yang sederhana hingga kemajuan yang digunakan untuk menyokong masa depan.
Sebut saja peradaban Romawi kuno yang ternyata banyak memberikan kita kemudahan dalam menjadi hidup. Warisan yang ditinggalkan Romawi ternyata menjadi hal yang kita gunakan sehari-hari hingga saat ini.
Baca Juga: Laverna, Dewi Cantik yang Jadi Pelindung Para Penipu dan Pencuri
Berikut ini 5 peradaban Romawi kuno yang ditinggalkan kepada kita hingga saat ini.
1. Sistem pemanas
Dilansir Live Sciencem bangsa Romawi pertama kali menermukan sistem hipocaust yang berfungsi mendistribusikan panas secara efisien. Mereka membuat sistem pemanas yang bisa mengalirkan panas ke seluruh ruangan yang ada di rumah mereka.
2. Sistem pembuangan air
Jika tak ada Romawi kuno, mungkin saat ini kita hidup berdampingan dengan kotoran lantaran tak tahu bagaiaman sistem untuk mengalirkan kotoran tersebut.
Bangsa Romawi membuat selokan-selokan Roma kuno yang tujuannya untuk saluran pembuangan air berlebih yang bisa mencegah banjir di jalan. Beberapa rumah dulunya terhubung langsung ke siste drainase tertutup Roma kuno.
3. Jalan
Selama masa kejayaannya, lebih dari 9.000 kilometer jalan telah dibangun oleh orang-orang Romawi kuno. Jalan ini berguna untuk mengangkut dan memperluas wilayah Kekaisaran Romawi pada saat itu.
4. Beton tahan lama
Dalam sebuah jurnal Nature, disebutkan bahwa orang-orang Romawi telah membuat beton yang sangat kuat dari material modern kita saat ini. Sebagai contoh, air asin mengikis beton modern dalam hitungan tahun. Namun tembok laut yang dibangun oleh Romawi 2.000 tahun yang lalu masih tetap utuh. Rincian bagaimana beton Romawi diproduksi hilang dari waktu ke waktu.
5. Cara mengikat buku
Dilansir BBC, orang-orang Romawi dikreditkan sebagai pioner dalam mengganti gulungan naskah dengan bentuk buku pertama. Disebut sebagai kodeks, tablet-tablet lilin yang terikat dulu telah digunakan oleh bangsa Romawi sebagai pengganti buku kertas hari ini.
Lilin itu diukir dengan alat tajam yang disebut stylus, menurut Journal of Neurosurgery. Lembaran tablet dalam bentuk kodeks itu dibuat sangat tipis sehingga bisa dilipat menjadi lebih tipis daripada tablet tanah liat besar yang awalnya digunakan untuk menulis.
