Perang Saudara Suriah: Kerusuhan Dunia Arab dan Meningkatnya Konflik Bersenjata

- Selasa, 15 Maret 2022 | 17:59 WIB
Perang Saudara Suriah. (Photo/Al Saria)
Perang Saudara Suriah. (Photo/Al Saria)

Perang Saudara Suriah merupakan konflik bersenjata berbagai pihak dengan intervensi internasional yang berlangsung di Suriah.

Kerusuhan ini tumbuh sejak protes kebangkitan dunia Arab tahun 2011, dan meningkat ke konflik bersenjata setelah kekerasan atas protes kepada Pemerintah Presiden Bashar al-Assad untuk menekan pengunduran dirinya.

Perang melibatkan Pasukan Diktator Bashar al-Assad, Tentara Pembebasan Suriah, Pasukan Demokratik Suriah, Mujahidin (termasuk Front al-Nusra), dan Negara Islam Irak dan Syam (ISIL).

Kebanyakan pihak menerima dukungan besar dari aktor asing, dan banyak yang mengarahkan untuk melabelinya sebagai perang proksi yang dilancarkan oleh negara-negara besar regional dan dunia.

Di bawah rezim Assad, Suriah melalui reformasi ekonomi neoliberal yang signifikan. Reformasi ini diperburuk kesenjangan kekayaan, yang dikombinasikan dengan resesi dan beberapa tahun kekeringan yang menyebabkan penyebaran kebangkitan dunia Arab untuk Suriah.

Protes cepat menyebar ke daerah-daerah yang didominasi Kurdi di utara Suriah. Kelompok oposisi Suriah membentuk Tentara Pembebasan Suriah dan menguasai daerah sekitar Aleppo dan bagian selatan Suriah.

Seiring waktu, faksi dari Oposisi Suriah pecah dari politik moderat asli untuk mengejar visi Islam untuk Suriah, seperti Front al-Nusra dan Negara Islam Irak dan Syam (ISIL).

Di utara, pasukan sebagian besar pemerintah Suriah menarik untuk melawan FSA, yang memungkinkan YPG Kurdi untuk bergerak dan melakukan klaim de facto atas otonomi.

Pada tahun 2015, YPG bergabung dengan Arab, Assyria, kelompok Armenia dan Turkmen membentuk Pasukan Demokratik Suriah.

Per Februari 2016 pemerintah menguasai 40% Suriah, ISIL menguasai sekitar 20-40%, kelompok pemberontak Arab (termasuk Front al-Nusra) 20%, dan 15-20% dikuasai Pasukan Demokratik Suriah.

Baik Pasukan Demokratik Suriah maupun Tentara Suriah telah membuat keuntungan baru-baru ini terhadap ISIS. Organisasi internasional telah menuduh pemerintah Suriah, ISIL, dan pasukan oposisi lainnya melakukan pelanggaran HAM berat, dengan beberapa pembantaian terjadi.

Konflik tersebut menyebabkan banyaknya terjadi perpindahan penduduk, dan pada 1 Februari 2016 sebuah pembicaraan damai Suriah Jenewa yang dimediasi PBB dimulai, meski begitu pertengkaran terus berlanjut.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X