Kelahiran dan Kematian Gatotkaca, Ternyata Lebih Kelam Versi Jawa Dibanding India

- Rabu, 23 Februari 2022 | 18:57 WIB
Ilustrasi sosok Gatotkaca. (Youtube/Mobile Legend).
Ilustrasi sosok Gatotkaca. (Youtube/Mobile Legend).

Seperti yang diketahui, Gatotkaca dikenal sebagai tokoh yang lekat dengan Indonesia lantaran kemampuan otot kawat dan tulang besi. Namun siapa sangka jalan hidupnya cukup suram.

Tokoh dari miologi pewayangan Jawa ini diambil dalam wiracarita Mahabharata yang terkenal di India. Hal ini membuat kisahnya memiliki dua versi; yaitu versi Jawa dan versi India.

Asal usul. 

Gatotkaca adalah putra Bimasena (Bima) atau Werkodara dari keluarga Pandawa. Ibunya bernama Hidimbi (Arimbi), berasal dari bangsa rakshasa

-
Gatotkaca dala versi India. (Wikpedia).

Dalam bahasa Sanskerta, nama Gha?otkaca secara harfiah bermakna "kepala gundul [yang seperti] kendi". Nama ini terdiri dari dua kata, yaitu gha?a? yang berarti "buli-buli" atau "kendi", dan utkaca yang berarti "gundul". Nama ini diberikan kepadanya karena sewaktu lahir kepalanya yang gundul mirip dengan buli-buli atau kendi.

Kelahiran

Menurut versi Mahabharata, ibu Gatotkaca bernama Hidimbi. Hidimbi sendiri merupakan raksasa penguasa sebuah hutan; tinggal bersama kakaknya yang bernama Hidimba. Namun dalam pewayangan Jawa, ibu Gatotkaca lebih terkenal dengan sebutan Arimbi. 

Menurut versi ini, Arimbi bukan sekadar penghuni hutan biasa, melainkan putri dari Kerajaan Pringgadani, negeri bangsa rakshasa.

Kisah kelahiran Gatotkaca dikisahkan secara tersendiri dalam pewayangan Jawa. Namanya sewaktu masih bayi adalah Jabang Tetuka. Sampai usia satu tahun, tali pusarnya belum bisa dipotong walau menggunakan senjata apa pun. 

Munculnya kekuatan.

Menurut versi pewayangan Jawa, setelah berhasil dipotong pusarnya, Tetuka dibawa ke kahyangan oleh Narada yang saat itu sedang digempur oleh Patih Sekipu dari Kerajaan Trabelasuket.  Tetuka dihadapkan sebagai lawan Sekipu. Semakin dihajar, Tetuka justru semakin kuat.

 Karena malu, Sekipu mengembalikan Tetuka kepada Narada untuk dibesarkan saat itu juga. Narada menceburkan tubuh Tetuka ke dalam kawah Candradimuka, di Gunung Jamurdipa. Para dewa kemudian melemparkan berbagai jenis senjata pusaka ke dalam kawah. 

Beberapa saat kemudian, Tetuka muncul ke permukaan sebagai seorang laki-laki dewasa. Segala jenis pusaka para dewa telah melebur dan bersatu ke dalam dirinya. Kemudian Tetuka bertarung melawan Sekipu dan berhasil membunuhnya dengan gigitan taringnya. 

-
Sosok Gatotkaca dalam wayang. (Wikipedia).

 

Baca Juga: Perjalanan Antara Hidup dan Mati Untuk Kerja Ilegal di Malaysia: Aku Kira, Aku Akan Mati

Sifat jahat bangsa raksasa

Kresna memotong taring Tetuka dan menyuruhnya berhenti menggunakan sifat-sifat kaum raksasa. Batara Guru, raja kahyangan menghadiahkan seperangkat pakaian pusaka, yaitu Caping Basunanda, Kotang Antrakusuma, dan Terompah Padakacarma untuk dipakai Tetuka, yang sejak saat itu berganti nama menjadi Gatotkaca. 

Dengan mengenakan pakaian pusaka tersebut, Gatotkaca mampu terbang menuju Kerajaan Trabelasuket dan membunuh Kalapracona.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X