Di Afrika Timur, telah ditemukan banyak puing plastik dalam jumlah besar yang menumpuk di pantai-pantai Seychelles. Usut punya usut, sampah tersebut ternyata bukan berasal dari Afrika, tapi Indonesia!
Mengapa? Dikutip dari National Geographic Indonesia, hal itu dikemukakan langsung oleh University of Oxford yang mengembangkan model beresolusi tinggi dengan melakukan simulasi pergerakan sampah plastik di dunia.
Hasil studi yang telah dipublikasikan oleh Marine Pollution Bulletin itu menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan sumber penghasil sampah plastik terbanyak.
Baca Juga: Industrialisasi Pengelolaan Sampah Gencarkan Ekonomi Sirkular Capai Zero Waste 2050
Beberapa sampah plastik itu berupa tutup botol, botol, sandal, dan barang-barang rumah tangga lainnya. Setidaknya, sampah plastik tersebut berada di laut selama enam bulan hingga lebih dari dua tahun.
Tak hanya Indonesia, temuan sejumlah sampah plastik seperti botol ternyata berasal dari negara tetangga Malaysia dan Thailand, hingga Tiongkok. Khususnya Tiongkok, sampah tersebut dibuang langsung dari kapal.
Sementara itu, puing-puing plastik yang lebih kecil seperti pecahan atau pelet plastik berukutan milimeter, berasal dari Afrika Timur. Namun, fragmen-fragmen tersebut tidak dapat mengapung layaknya benda yang lebih besar.
Tingkat akumulasi dari sampah plastik di wilayah pantai Afrika Timur ini menunjukkan jika adanya pengaruh musiman yang kuat. Beberapa puing plastik dari darat dan laut itu kemungkinan akan tiba di Seychelles dengan tingkat tertingginya pada bulan Maret dan April.
Baca Juga: Ruko Kosong Jadi Mixue, Lahan Kosong Rawan Jadi Tempat Sampah, Bener Gak?
Penemuan demi penemuan tersebut membuktikan jika suatu negara harus memilki sistem pengelolaan limbah yang baik. Tak hanya itu, pemerintah juga wajib menerapkan kebijakan pembuangan limbah di beberapa negara.
Hal itu dilakukan agar dapat mencegah sampah yang ada di darat muncul di pulau-pulau terpencil.
Penulis: Antika Fahira
