Peneliti telah mengidentifikasi bangkai kapal penangkap paus pada abad ke-19 di dasar laut di Teluk Meksiko. Penemuan itu diumumkan oleh Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) pada Rabu (23/3/2022).
Seperti dilansir Live Science, bangkai kapal itu ditemukan ketika para peneliti berada di atas Kapal NOAA Okeanos Explorer dengan menggunakan alat yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV) untuk menjelajahi lokasi dasar laut.
Sebenarnya, keberadaan bangkai kapal itu telah ditemukan secara sekilas pada 2011 dan 2017, hanya saja tidak diselidiki lebih lanjut. Lalu pada 25 Februari 2022, peneliti menyelidiki kapal tersebut dan menemukannya di 6.000 kaki atau 1.800 meter.
Setelah diselidiki, para peneliti memastikan bahwa kapal tersebut adalah kapal industri untuk menangkap paus sperma yang tenggelam pada 26 mei 1836.
Dengan panjang kapal 19,5 meter dan dibuat pada 1815, kapal tersebut telah melakukan operasinya untuk menangkap paus sperma selama 20 tahun di Teluk Meksiko, Samudra Atlantik dan Karibia.
Perwakilan NOAA mengatakan meskipun ada sebanyak 214 pelayaran penangkapan ikan paus melintasi Teluk dari tahun 1780-an hingga 1870-an, ini adalah satu-satunya kapal karam yang diketahui di wilayah tersebut.
Daftar kru untuk pelayaran terakhir hilang di laut, tetapi catatan kapal masa lalu menunjukkan bahwa di antara kru penting dalah penduduk asli Amerika dan keturunan kulit hitam dari orang Afrika yang diperbudak.
Penemuan bangkai kapal tersebut dapat memberikan petunjuk penting tentang peran yang dimainkan oleh pelaut kulit hitam dan penduduk asli Amerika dalam industri maritim Amerika pada saat itu, kata Wakil Menteri Perdagangan AS Don Graves dalam pernyataannya.
"Kapal penangkap ikan paus abad ke-19 ini akan membantu kita belajar tentang kehidupan pelaut kulit hitam dan penduduk asli Amerika dan komunitas mereka, serta tantangan besar yang mereka hadapi di darat dan di laut," kata Graves.
