Burung Ibis Kerap Dijadikan Sesajen untuk Dewa Thoth di Zaman Mesir Kuno

- Senin, 9 Mei 2022 | 13:56 WIB
Burung Ibis (Pixabay)
Burung Ibis (Pixabay)

Peneliti berhasil mengungkap rahasia di balik keberadaan sebuah mumi burung Mesir kuno yang telah lama di disimpan di dalam penyimpanan.

Mumi burung berusia 1.500 tahun itu selama ini dikenal sebagi elang, namun penelitian terbaru menyebutkan bahwa mumi itu merupakan ibis keramat, burung rawa dengan kaki seperti panggung dan paruh panjang melengkung.

Dilansir Live Science, burung ibis sering dikorbankan oleh orang Mesir kuno sebagai sesajen untuk Thoth, salah satu dewa alam paling penting di peradaban Mesir kuno.

Thoth dikenal sebagai dewa penulisan, dewa kebajikan, dewa pembawa mukjizat, dan dewa bulan.

"Ini bukan hanya makhluk hidup yang pernah dinikmati orang-orang saat ini berjalan-jalan di air. Itu juga sesuatu yang sakral dan religius," kata Carol Ann Barsody, mahasiswa master arkeologi di Cornell University.

-
Mumi burung ibis berusia ribuan tahun (Cornell University)

Bersama Frederic Gleach, dosen senior dan kurator Koleksi Antropologi Cornell, Barsody membawa mumi burung itu ke Fakultas Kedokteran Hewan di mana mumi ringan seberat 942 gram menjalani CT scan untuk memastikan bahwa mumi tersebut memang benar burung.

Dalam proses pemindaian mengungkapkan bahwa kaki telah patah sebelum proses mumifikasi dan bahwa bulu dan jaringan lunak masih terpelihara.

Mereka juga dapat melihat bahwa paruh burung yang patah telah terjadi pasca mumifikasi.

Kemudian, mereka berkonsultasi dengan Vanya Rohwer, kurator Burung dan Mamalia di Museum Vertebrata Cornell yang mengidentifikasi sisa-sisa itu sebagai burung ibis.

Hasil identifikasi ini tidak terlalu mengejutkan, pasalnya di era Mesir kuno, burung ibis dibiakkan dalam jumlah besar karena popularitasnya, terutama dalam penggunaannya sebagai persembahan atau sesajen.

Awalnya, mumi khusus ini membingungkan tim karena cara orang Mesir kuno mempersiapkan burung itu.

Saat memeriksa CT scan, mereka tidak dapat melihat bagaimana burung itu telah terlipat menjadi bentuknya yang sekarang.

Ketika menggunakan koleksi kulit dan kerangka studi museum, dengan hati-hati menyalin bentuk burung dengan menyatukan bagian-bagiannya, mereka dapat menyimpulkan bahwa kepala ibis telah dipelintir dan ditekuk ke belakang ke tubuhnya.

Tulang dada dan tulang rusuk juga telah dilepas, praktik yang tidak umum di antara mumifikasi burung.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X