Lagu ‘Genjer-Genjer’ terdengar mengganggu sampai hari ini. Lagu ciptaan seniman asal Banyuwangi, Muhammad Arief itu kerap disandingkan sebagai instrumental pengantar keberingasan PKI.
Hal ini bukanlah tanpa sebab, pasanya lagu itu menjadi musik latar di film propaganda yang digarap era Orde Baru.
Film itu memunculkan ‘Genjer-Genjer’ sebagai instrumen pengiring selama proses mengerikan yang menewaskan 7 Jenderal.
Namun faktanya, ‘Genjer-Genjer’ hanyalah sebuah lagu yang digarap tanpa tujuan politik. Sejarah kelam telah mengubah makna lagu ini.
‘Genjer-Genjer’ yang Sebenarnya
Menurut Utan dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (JSP) "Mitos Genjer-Genjer: Politik Makna dalam Lagu" yang diterbitkan pada tahun 2014, ‘Genjer-Genjer’ hanyalah lagu populer sebagaimana lagu-lagu populer lainnya.
Lagu ini mewarisi zeitgeist (jiwa zamannya) seiring dengan berkembangnya kekuasaan Orde Lama.
Baca juga: Isu Dewan Jenderal dalam Tragedi Berdarah G30S PKI: Rahasia Besar yang Belum Terungkap
"Lagu ini didendangkan di atas panggung nan megah serta didukung seperangkat alat musik modern," katanya.
‘Genjer-Genjer’ tercipta ketika Banyuwangi sedang berada di bawah tirani pendudukan Jepang tahun 1942 sebagai media kritik atas penjajahan.
'Genjer-Genjer' PKI
Namun memasuki fase kemerdekaan di tahun 1945, Muhamad Arief sebagai penciptanya bergabung dengan Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra) dan mulai bergaul dengan orang-orang PKI. Dari sinilah, ‘Genjer-Genjer’ mulai dipopulerkan oleh PKI.
Selanjutnya pada tahun 1963, lagu "Genjer-Genjer" memasuki babak baru ketika diperdengarkan secara intensif melalui siaran Radio Republik Indonesia (RRI) dan TVRI.
Baca juga: Kisah Makam "Sendirian" di Area Perkantoran Jaksel, Ternyata Pusara Bocah Korban G30S PKI
Bahkan, lagu ini berkumandang di setiap kegiatan yang melibatkan anggota dan simpatisan PKI.
Sampai pada meletusnya pemberontakan Gestapu, film propaganda yang digarap era Orde Baru memunculkan Genjer-Genjer sebagai musik latar yang dinyanyikan selama proses mengerikan yang menimpa para Jendral dan Perwira.