Bertubuh Kekar Timbulkan Efek Negatif dan Berbahaya pada Pria, Terutama Segi Sosial

- Senin, 4 Januari 2021 | 16:02 WIB
Ilustrasi pria berotot. (photo/Ilustrasi/Pexels/Tima Miroshnichenko)
Ilustrasi pria berotot. (photo/Ilustrasi/Pexels/Tima Miroshnichenko)

Bertubuh kekar atau dikenal berotot merupakan salah satu hal yang diinginkan para pria, karena diklaim sebagai tubuh yang ideal. Bahkan, mereka tidak segan untuk berolahraga secara ekstrim hingga gimnastik yang ketat untuk mewujudkan hal tersebut. 

Namun, para peneliti dari Michigan State University menemukan suatu fakta bahwa berotot sangatlah berbahaya untuk laki-laki terutama pada kesehatan, kesejahteraan, hingga kebahagiaan. Masalah bertubuh kekar sendiri menjadi isolasi sosial.

Berdasarkan penelitian itu, pria yang bertubuh kekar cenderung buat suatu hubungan menjadi kurang bermakna dan mendapatkan mereka lebih kesepian dan terisolasi ketika menua. Akibatnya, kesepian ini akan memberikan konsekuensi negatif untuk kesehatan mental dan fisik. Ini diungkapkan oleh Stef Shuster dari Departemen Sosiologi Michigan State University.

“Ketika kita menua, ada cara-cara tertentu yang bisa kita pastikan untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan kita,” ujarnya.

“Memiliki orang yang dapat kita ajak membicarakan masalah pribadi adalah bentuk dukungan sosial. Jika orang hanya memiliki satu orang atau kadang-kadang tidak sama sekali, mereka tidak memiliki kesempatan untuk merefleksikan diri dan berbagi cerita,” lanjut Shuster.

Ia juga beranggapan bahwa istilah bertubuh kekar dalam beberapa hal menjadi dasar anggapan mengisolasi karena tidak banyak menunjukkan emosi. Meski demikian, Shuster mengakui bahwa semakin tinggi nilai pria pada skala maskulinitas, maka semakin kecil kemungkinan untuk mereka mengubah pandangan mengenai maskulinitas itu sendiri ataupun mencari bantuan.

“Sulit menjalin persahabatan dalam kondisi seperti ini,” kata Shuster.

“Bisakah kamu mengubah prinsip ideologi seseorang? Saya kira itu usaha yang lebih sulit daripada mencoba membuat orang percaya bahwa isolasi sosial sangat merugikan kesehatan mereka” jelasnya.

“Ini pelajaran tentang bagaimana menawarkan cara agar orang-orang untuk tidak terisolasi secara sosial dan membantu mereka mengembangkan kapasitas untuk mengenali bahwa semua cara yang mereka elu-elukan menjadi ‘pria sejati’ tidak akan bekerja untuk mereka seiring bertambahnya usia,” tutup Shuster.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

7 Arti Mimpi Memotong Rambut Apakah Pertanda Baik?

Minggu, 28 April 2024 | 10:19 WIB

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X