14 Bulan Menetap di Antartika Bisa Membuat Otak Menyusut, Ini Penjelasannya!

- Selasa, 12 Januari 2021 | 18:00 WIB
Ilustrasi orang yang menetap di Antartika. (photo/Ilustrasi/Pexels/Simon Migaj)
Ilustrasi orang yang menetap di Antartika. (photo/Ilustrasi/Pexels/Simon Migaj)

Diketahui, hanya beberapa bulan hidup di Antartika dapat membuat otak menyusut. Ini pun dibenarkan oleh para ilmuwan beberapa waktu lalu dengan mempelajari otak dari sembilan orang sebelum dan sesudah mereka bekarja selama 14 bulan di pusat penelitian Jerman Neumayer III di Antartika. 

Melansir jurnal The New England Journal of Medicine, hasil pindai dari MRI telah menunjukkan bahwa adanya penyusutan dalam jumlah yang signifikan pada volume dentate gyrus mereka. Dentate gyrus sendiri merupakan salah satu bagian di hippocampus yang berkaitan dengan pemikiran spasial dan memori. 

Para peneliti juga mendeteksi adanya volume yang lebih sedikit pada materi abu-abu di beberapa bagian korteks prefrontal, wilayah otak yang terlibat dalam kepribadian, pengambilan keputusan, hingga perilaku sosial. 

Perubahan pada otak ini terlihat memiliki pengaruh kepada kemampuan kognitif mereka. Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa memori spasial & fokus pada partisipan mengalami penurunan. Ditambah dengan kehidupan sehari-hari di pusat penelitian yang dideskripsikan monoton dan penuh isolasi sosial yang berkepanjangan. Selain itu, masalah privasi juga sangatlah terbatas. 

Walaupun belum jelas, tetapi para peneliti yakin penyebab penyusutan otak itu disebabkan karena lingkungan yang monoton dan terisolasi. Bahkan, hal ini juga diungkapkan oleh pemimpin penelitian dari Charité’s Institute of Physiology dan asisten profesor di Perelman School of Medicine, University of Pennsylvania yaitu Alexander Stahn.

"Skenario ini menawarkan kami kesempatan untuk mempelajari tentang bagaimana paparan kondisi ekstrem mampu memengaruhi otak manusia," ungkap Alexander Stahn.

"Meskipun jumlah partisipan kami sangat kecil, tapi hasil studi ini perlu diperhatikan," lanjutnya.

"Bagaimana pun juga ini mendukung teori yang menyatakan bahwa lingkungan ekstrem dapat memberi efek buruk pada otak dan saraf baru di hippocampus dentate gyrus," tutup Alexander Stahn.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X