Kilas Balik Kecelakaan Pesawat Germanwings, Pilot Sengaja Menabrak & Menewaskan 150 Orang

- Kamis, 24 Maret 2022 | 19:46 WIB
Ilustrasi tragedi kecelakaan Germanwings 9525. (Photo/Ilustrasi/YouTube)
Ilustrasi tragedi kecelakaan Germanwings 9525. (Photo/Ilustrasi/YouTube)

Pada 24 Maret 2015, co-pilot sebuah pesawat Jerman dengan sengaja menerbangkan pesawat ke Pegunungan Alpen Prancis, menewaskan dirinya sendiri dan 149 orang lainnya di dalamnya.

Saat jatuh, pesawat Germanwings 9525 sedang melakukan perjalanan dari Barcelona, ??Spanyol, menuju Dusseldorf, Jerman. 

Pesawat lepas landas dari Barcelona sekitar pukul 10 pagi waktu setempat dan mencapai ketinggian jelajah 38.000 kaki pada 10:27 Tak lama kemudian, kapten, Patrick Sondenheimer, 34 tahun, meminta kopilot, 27 tahun.

Andreas Lubitz, ambil alih kendali saat dia meninggalkan kokpit, mungkin untuk menggunakan kamar mandi. Pukul 10:31 pesawat mulai turun dengan cepat dan 10 menit kemudian jatuh di daerah pegunungan dekat kota Prads-Haute-Bleone di Prancis selatan.

Tidak ada yang selamat. Selain dua pilot, Airbus A320 yang nahas itu membawa empat awak kabin dan 144 penumpang dari 18 negara berbeda, termasuk tiga orang Amerika.

Setelah kecelakaan itu, penyelidik memutuskan begitu kapten keluar dari kokpit, Lubitz mengunci pintu dan tidak mengizinkannya masuk kembali. Sondenheimer dapat terdengar di kotak hitam pesawat dengan panik meneriaki co-pilotnya dan mencoba mendobrak menuruni pintu kokpit.

-
(Photo/Bloomberg)

Setelah 9/11, Lufthansa memasang pintu kokpit yang dibentengi; namun, ketika penerbangan Germanwings jatuh, maskapai tidak diharuskan memiliki dua anggota awak di kokpit setiap saat, seperti yang dilakukan operator AS.

Selain itu, penerbangan perekam data menunjukkan Lubitz tampaknya telah melatih misi bunuh diri selama penerbangan sebelumnya pada hari yang sama, ketika dia berulang kali mengatur ketinggian pesawat menjadi hanya 100 kaki sementara kapten keluar sebentar dari kokpit.

Penyelidik kecelakaan juga mengetahui Lubitz memiliki riwayat depresi berat dan pada hari-hari sebelum bencana telah mencari di Internet cara untuk mati karena bunuh diri serta informasi tentang keamanan pintu kokpit.

Pada tahun 2008, Lubitz, penduduk asli Jerman yang menerbangkan pesawat layang saat remaja, mengikuti program pelatihan pilot untuk Lufthansa, yang memiliki Germanwings.

Dia mengambil cuti dari program pada tahun 2009 untuk menjalani perawatan untuk masalah psikologis tetapi kemudian diterima kembali dan memperoleh lisensi pilot komersialnya pada tahun 2012.

Dia mulai bekerja untuk Germanwings pada tahun 2013. Penyelidik menemukan bukti bahwa pada bulan-bulan menjelang kecelakaan Lubitz telah mengunjungi serangkaian dokter untuk kondisi yang tidak diketahui.

Dia dilaporkan memiliki catatan yang menyatakan dia tidak layak untuk bekerja tetapi menyimpan informasi ini dari Lufthansa. Contoh pilot yang menggunakan pesawat untuk mati karena bunuh diri jarang terjadi.

Menurut The New York Times, sebuah studi Administrasi Penerbangan Federal AS menemukan bahwa dari 2.758 kecelakaan penerbangan yang didokumentasikan oleh FAA dari tahun 2003 hingga 2012, hanya delapan yang dinyatakan sebagai bunuh diri.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X