Tidak hanya terkenal dengan wisata pegunungannya, ada sejarah yang terkenal di Australia. Tragedi itu terjadi pada 18 Januari 1977 di Granville, pinggiran barat Sydney, New South Wales, di mana sebuah kereta komuter yang penuh menabrak penyangga jembatan jalan dan runtuh menimpa dua kereta api lainnya.
Berdasarkan catatan yang dilaporkan BBC tahun 2017, penyelidikan resmi menemukan penyebab utama kecelakaan tersebut adalah pengikatan trek yang buruk. Tragedi itu menjadi bencana kereta api terburuk dalam sejarah Australia dan korban jiwa terbesar di area terbatas sejak Perang Dunia Kedua, yakni 83 orang tewas, lebih dari 213 terluka dan 1.300 terkena dampak dari kecelakaan.
Cerita sedihnya lagi, korban ke-84 adalah seorang anak yang belum lahir yang ditambahkan pada tahun 2017. Kereta yang terlibat dalam bencana itu terdiri dari delapan gerbong penumpang yang diangkut oleh lokomotif listrik 46 kelas 4620.
Lokomotif itu telah memulai perjalanannya menuju Sydney dari Gunung Victoria di Blue Mountains pada pukul 06:09. Sekitar pukul 08:10 mendekati Stasiun kereta api Granville, lokomotif tergelincir dan menabrak salah satu pilar baja serta beton yang menopang jembatan bernama Bold Street yang digunakan pejalan kaki.
Baca juga: Popeye: Tokoh Kartun Pelaut yang Punya Kekuatan Super Karya Elzie Crisler Segar
Mesin yang tergelincir dan dua gerbong pertama melewati jembatan. Gerbong pertama, yang terlepas dari gerbong lainnya, robek saat menabrak tiang yang putus di samping rel, menewaskan delapan penumpang.
Kereta yang tersisa berhenti dengan kereta kedua keluar dari jembatan. Setengah bagian belakang gerbong ketiga, dan setengah bagian depan gerbong keempat, berhenti di bawah jembatan yang melemah, yang beratnya diperkirakan 570 ton.
Dalam hitungan detik, dengan semua penyangganya hancur, jembatan dan beberapa mobil di atasnya runtuh menimpa gerbong, menimpa para penumpang di dalamnya. Tercatat, gerbong ketiga dan keempat yang ditimpah seluruh penumpangnya tewas dengan badan remuk dan lainnya.
Setelah kecelakaan itu, pemerintah setempat kemudian mengumumkan rencana perbaikan kereta api senilai 200 juta dolar Australia (Rp2 triliun). Jembatan itu dibangun kembali sebagai bentang tunggal tanpa tiang penyangga perantara. Jembatan-jembatan lain yang serupa dengan jembatan yang hancur itu diperkuat tiang-tiangnya.
Terakhir, ada pelajaran penting yang dapat diambil dari tragedi tersebut. Para relawan dan staf darurat di Granville mengalami gejala kecemasan, depresi, dan insomnia setelah melihat pemandangan yang mengerikan. Kejadian itu membuat banyak pekerja darurat mengalami trauma yang berkepanjangan.
