Foto zaman dulu bukan hanya digunakan sebagai mengabadikan momen untuk diingat di masa depan. Melainkan foto juga dijadikan bahan sebagai bentuk perlawanan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) oleh para perempuan di masa dulu.
Dikutip dari The Guardian, jurnalis foto, Donna Ferrato, telah mendokumentasikan KDRT yang dialami oleh para perempuan selama empat dekade lamanya.
Baca Juga: Sering Ditanya Kapan Nikah, Fotografer Ini Buat Pacar Bohongan Gunakan AI
Pengalaman ini bermula saat dirinya mengabadikan momen gaya hidup hedonistik, pada pasangan swingers bernama Elisabeth dan Bength, di New Jersey, tahun 1981.
“Ini adalah momen yang mengubah hidup saya,” ujar Ferrato.
Kekerasan yang diterima oleh Elisabeth membuat Ferrato ternganga menyaksikan kekerasan yang dialami oleh seorang perempuan dari suaminya sendiri.
Pemukulan yang dilakukan Bength menjadi hal baru dan menakutkan baginya yang tidak pernah mendapatkan pukulan bahkan dari orang tuanya sendiri.
Saat larut malam, Ferrato mendengarkan seseorang yang berteriak. Suara tersebut membawa dirinya berlari ke kamar mandi. Ia menyaksikan kekerasan yang dialami oleh Elisabeth.
Baca Juga: Junjung Tinggi Hak Cipta, Getty Images Larang Foto Buatan AI
Ferrato pun berhasil mengabadikan momen Bength memukul Elisabeth sebelum akhirnya pasangan tersebut berpisah pada tahun 1984.
Hal lain yang didapati oleh Ferrato adalah seorang anak yang sedang berusaha melawan ayahnya. Diketahui, seorang ayah dalam foto tersebut merupakan pelaku kekerasan dalam rumah tangga.
Pada tahun 2014, Ferrato melancarkan sebuah kampanye berjudul 'I Am Unbeatable', dengan menampilkan perempuan yang telah berani meninggalkan para pria pelaku kekerasan rumah tangga.
