Mengapa Sebagian Orang Lebih Sering Digigit Nyamuk Dibanding yang Lain?

- Senin, 22 Juni 2020 | 14:00 WIB
Ilustrasi nyamuk. (Pixabay/mikadago)
Ilustrasi nyamuk. (Pixabay/mikadago)

Beberapa orang bisa duduk dengan tenang tanpa diusik gigitan nyamuk, sementara sebagian orang di tempat yang sama disibukkan dengan nyamuk yang mengerumuninya. 

Kira-kira apa yang menjadi penyebabnya?

Fenomena ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti nyamuk yang mengikuti jejak kimiawi yang ditinggalkan tubuh manusia. 

Secara khusus seperti yang dimuat live science, nyamuk mengandalkan karbon dioksida untuk menemukan tubuh korbannya. 

Saat kita mengembuskan nafas, karbon dioksida dari paru-paru tidak langsung menyatu dengan udara. 

Karbon dioksida berbentuk semacam gumpalan yang diikuti oleh nyamuk. 

Ketika berada dalam jarak satu meter nyamuk mulai memperhitungkan banyak faktor yang beragam untuk setiap orang yang menjadi targetnya. 

Misalnya suhu kulit, keberadaan uap air dan warna kulit. 

Yang menjadikan manusia mendapat perlakukan berbeda dari nyamuk adalah senyawa kimia yang dihasilkan mikroba di kulit seseorang. 

Bakteri mengubah sekresi kelenjar keringat kita menjadi senyawa volatil, yang dibawa melalui udara ke sistem penciuman di kepala nyamuk. 

Sementara tiap orang memiliki kadar berbeda-beda dalam senyawa kimianya. 

Misalnya, pria dengan keragaman mikroba kulit yang lebih besar cenderung mendapatkan lebih sedikit gigitan nyamuk daripada pria dengan mikroba kulit yang kurang beragam.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X