Kaisar Nero bukanlah kaisar biasa, ia merupakan kaisar kelima Romawi sekaligus menjadi yang terakhir dari dinasti Julio-Claudian.
Kekuasaannya dikaitkan pada tirani dan kekejaman. Sejumlah orang yang merupakan keluarganya sendiri telah menjadi korban eksekusinya mereka adalah ibunya, istrinya dan saudara adopsinya.
Iya membunuh adiknya karena menganggapnya sebagai musuh bebuyutan. Sementara ibunya yang gila akan kekuasaan selalu tampil sebagai ratu.
Karena takut kekuasaannya direbut, Nero lantas membunuh sang ibu melalui sebuah insiden tenggelamnya kapal.
Ketiga istrinya pun menjadi korban Nero satu per satu. Ia merasa istrinya mengontrol hidupnya.
Tak sampai disitu, Nero dikisahkan sengaja membakar kota Roma agar dapat mendirikan sebuah kota Roma yang baru.
Nero Dalam Olimpiade Kuno dan Kematiannya
Pertandingan Olimpiade pertama diadakan terutama sebagai penghormatan agama kepada dewa Yunani Zeus, ayah dari semua dewa dan dewi.
Pertandingan itu diadakan di Olympia yang pertama kali dimulai pada tahun 776 SM.
Sebagian besar kaisar biasanya hanya menonton acara olahraga, namun Nero ingin ikut berpartisipasi dalam pertandingan.
Pada 67 M, Nero secara resmi mengubah aturan yang melarang kaisar ikut serta sehingga dia dapat berpartisipasi sebagai pesaing.
Dari berbagai pertandingan jelas saja Nero keluar sebagai pemenangnya. Banyak orang kesal dengan partisipasinya dalam Olimpiade, mengklaim bahwa dia mengubah Olimpiade menjadi acara sakral menjadi tontonan yang tidak lagi suci.
Dia juga meminta setiap pemenang untuk mempersembahkan mahkota kemenangan pada dirinya.
Namun hidupnya dengan penuh kekejaman itu membuatnya punya banyak musuh. Keterlibatannya dalam Olimpiade membuat publik Romawi tidak menyetujuinya dan berencana membunuhnya.
Nero terpaksa masuk kembali ke kota dengan menyamar, namun semua percuma karena dirinya telah ditandai orang-orang Roma.
