Wanita India di zaman perang hidup dalam ketakutan dan ancaman. Mereka sering kali terpaksa bunuh diri demi menjaga kehormatan.
Bunuh diri itu dilakukan bersama-sama lewat tradisi jauhar alias bakar diri massal. Tradisi ini dilakukan oleh wanita Rajput yang menghindari diri jatuh ke tangan musuh.
Alih-alih mengkonsumsi racun, mereka lebih suka membakar diri. Sebab api melambangkan kesucian.
Menghindari Perbudakan
Dikutip dari Ancient Origins, praktik jauhar dilakukan selama perang antara pria Rajput dan penjajah Muslim, saat menghadapi kekalahan.
Para wanita melakukan tradisi ini untuk menghindari perbudakan dan pemerkosaan oleh penjajah. Singkatnya, mereka melakukan jauhar untuk menjaga kehormatan dan garis keturunan kerajaan mereka.
Baca juga: Tradisi Unik Bulan Ramadan di India, Berbuka dengan Garam Sebelum Makan yang Lainnya
Eksekusi Jauhar
Proses jauhar sendiri biasanya dilakukan saat malam hari. Di mana wanita akan mengenakan pakaian pengantin, dan berjalan ke tumpukan kayu.
Mereka akan membaca teks Veda sebelum melompat ke dalam api. Bahkan ada yang menyanyikan lagu-lagu religi saat melakukan jauhar.
Hal itu dilakukan untuk menahan rasa sakit dari kobaran api. Ngerinya tradisi ini dilakukan secara massal, dengan semua wanita Rajput melompat ke dalam api bersamaan.
Baca juga: Wanita di India Gak Keluar Rumah Selama 3 Tahun Bersama Anaknya karena Takut COVID-19
Beda dengan Sati
Meski hampir sama dengan praktik sati, tradisi jauhar memiliki aturan tersendiri. Jika sati dilakukan oleh para janda di atas tumpukan kayu pemakaman almarhum suaminya, maka jauhar hanya dilakukan saat perang.
Jauhar juga tidak hanya melibatkan wanita, tetapi anak-anak turut serta. Tradisi ini dilakukan ketika suami istri masih hidup.
Lalu, jauhar akan dilakukan ketika Rajput tidak melihat harapan untuk menang atas musuh mereka.
Selama jauhar, yang berlangsung pada malam hari, para pendeta Brahmana akan melantunkan mantra Weda.