Kisah Ajaib Masjid Darussalam Sukoharjo, Dibom 21 Kali Namun Tak Ada Satupun yang Meledak!

- Kamis, 22 September 2022 | 13:15 WIB
Masjid Darussalam, Sukoharjo pernah dibom 21 kali. (Z Creators/Eko Primaryanto)
Masjid Darussalam, Sukoharjo pernah dibom 21 kali. (Z Creators/Eko Primaryanto)

Masjid Darussalam tepatnya di Dusun Kedunggudel, Kelurahan Kenep, Sukoharjo, merupakan salah satu masjid bersejarah di Jawa Tengah. Masjid ini  didirikan oleh, salah satu murid Wali Songo, Kiai Lombok pada masa Majapahit atau abad 14. 

Hal itu dikuatkan dengan bukti adanya simbol Bunga Wijaya Kusuma sebagai kebesaran Majapahit kala itu. Diketahuinya masjid dibangun oleh Kyai Lombokdengan adanya makam sang pendiri yang berada di belakang masjid. 

-
Masjid Darussalam, Sukoharjo pernah dibom 21 kali. (Z Creators/Eko Primaryanto)

Kyai Lombok sendiri merupakan santri Wali Songo yang berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. 

Selain menjadi masjid pertama di Sukoharjo, juga menjadi saksi perjuangan Pangeran Diponegoro melawan penjajah Belanda di Tanah Jawa. 

Saksi jejak perjuangan itu dibuktikan dengan adanya sumur yang ditutupi kaca bertuliskan ‘Sumur Kyai Pleret’ yang berada di area tempat wudhu. 

Kyai Pleret sendiri adalah nama sarung tombak. Untuk pengakuan kekuasaan raja di Jawa pada zaman itu, salah satunya harus ada tombak Kiai Pleret. 

-
Masjid Darussalam, Sukoharjo pernah dibom 21 kali. (Z Creators/Eko Primaryanto)

Pada Zaman dulu, sumur tersebut digunakan untuk menyimpan harta perang yang diberikan oleh  Raja Keraton Solo, Pakubuwana VI  ke Pangeran Diponegoro. 

Sebagai bentuk dukungan perlawanan Diponegoro pada Belanda. Pada waktu itu Paku Buwono VI kerap melakukan pertemuan dengan Pangeran Diponegoro secara sembunyi-sembunyi di masjid tersebut. 

-
Makam Kyai Lombok di Masjid Darussalam, Sukoharjo. (Z Creators/Eko Primaryanto)

Mereka membahas strategi melawan Belanda. Ketika Belanda mengetahui Kedunggudel sering digunakan pertemuan, mereka hendak meluluh lantakkan Desa Kedung Gudel dengan menghujani bom. Namun dari 21 bom yang diluncurkan tak satupun yang bisa meledak. 

Masjid sendiri dibangun tinggi karena pada waktu itu sering banjir akibat dari luapan sungai Bengawan Solo. 

Saat ini masjid Darussalam mengalami beberapa kali renovasi dengan tidak mengubah karakteristik masjid yaitu simbol Wijaya Kusuma. Termasuk keberadaan 20 tiang penyangga yang terbuat dari kayu jati utuh.

Renovasi pertama pada tahun 1837 usai berakhirnya Perang Diponegoro sekaligus sebagai awal kebangkitan Islam di Sukoharjo. Dengan adanya Masjid Darussalam menegaskan kalau di Kedunggudel adalah awal berkembangnya Islam di Sukoharjo.

Artikel menarik lainnya: 

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.

Halaman:

Editor: Yayan Supriyanto

Tags

Terkini

7 Arti Mimpi Memotong Rambut Apakah Pertanda Baik?

Minggu, 28 April 2024 | 10:19 WIB

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X