Belum lama ini, pemimpin agama Buddha Tibet Dalai Lama menuai kecaman lantaran meminta seorang bocah menghisap lidahnya. Ia kedapatan mencium seorang anak laki-laki sebelum memintanya untuk "menyedot lidahnya."
Meski begitu, Biksu Buddha tersebut tetap mendapat dukungan dari para pengikutnya. Pasalnya ada beberapa alasan bahwa pertukaran itu dapat dijelaskan oleh budaya Tibet.
Tanda Hormat
Dikutip dari Independent, beberapa aktivis Tibet berpendapat bahwa insiden itu adalah salah satu "lelucon" yang dilebih-lebihkan. Sementara yang lain mengatakan bahwa Dalai Lama diserang karena "cara berekspresi orang Tibet".
Di mana menjulurkan lidah secara tradisional merupakan tanda hormat atau persetujuan yang telah digunakan sebagai salam dalam budaya Tibet. Adapun secara modern, tradisi ini muncul dalam film Seven Years in Tibet yang dibintangi oleh Brad Pitt.
Baca juga: Viral Video Dalai Lama Suruh Bocah Isap Lidahnya, Berujung Minta Maaf setelah Dikecam
Dalam film tersebut karakter Pitt bertemu dengan sekelompok anak yang menjulurkan lidah padanya. Sayangnya film ini tidak memberikan penjelasan lebih lanjut tentang tindakan mereka.
Namun menurut cerita rakyat Tibet, orang-orang dalam budaya Buddha mulai menjulurkan lidah untuk memisahkan diri dari raja Tibet abad ke-9 Lang Darma, yang terkenal karena kekejamannya dan dikatakan memiliki lidah hitam.
Karena umat Buddha percaya pada reinkarnasi setelah kematian, tradisi tersebut dikatakan muncul sebagai cara bagi orang untuk menunjukkan bahwa mereka bukanlah raja yang bereinkarnasi dan oleh karena itu tidak terkait dengan perbuatan jahatnya.
Seiring berjalannya waktu, kebiasaan ini pun menjadi salam umum yang digunakan saat orang Tibet bertemu orang lain.
Baca juga: Patung Buddha Langka Ditemukan di Tibet, Berusia Ratusan Tahun Terpahat di Tebing
Sapaan Baik
Selain itu, ada juga cara lain yang dilakukan orang Tibet untuk menyapa atau menunjukkan rasa hormat.
Di antaranya lewat “Tashi delek”, yaitu kata sapaan umum di Tibet. Tashi berarti keberuntungan dan delek berarti baik.
“Sapaan ini berisi harapan terbaik seperti kesehatan dan keberuntungan yang baik,” tulis Catherine di laman Great Tibet Tour.
Kata sapaan sederhana ini memperpendek jarak antara dua orang dan menghilangkan rasa asing. Dengan kata lain, tashi delek juga bertujuan untuk mengakrabkan.