Para arkeolog di Polandia baru-baru ini telah menemukan tiga liontin yang diduga milik orang-orang yang dibunuh di Sobibor, sebuah kamp Nazi yang terletak di kawasan Polandia Timur.
Dikutip Livescience, para peneliti tersebut menemukan dua liontin di tempat korban Holocaust yang dipaksa membuka pakaiannya sebelum penjaga menggiring mereka ke kamar gas untuk dimusnahkan. Sementara liontin ketiga ditemukan di dekat kuburan massal kamp kematian, menurut keterangan Otoritas Barang Antik Israel (IAA). Seperti yang diketahui, Holocaust merupakan upaya genosida Nazi, Jerman dalam memusnahkan kaum Yahudi masa dulu.
Baca Juga: Bercanda soal Tragedi Holocaust, Sutradara Upacara Pembukaan Olimpiade Tokyo Dipecat
Dari 6 juta orang Yahudi serta orang-orang cacat dari Roma, Polandia, dan Slavia terbunuh selama peristiwa Holocaust. 250.000 orang juga meninggal di Sobibor antara tahun 1942 dan 1943. Namun, jumlah korban tewas kemungkinan lebih tinggi melihat hasil temuan liontin tersebut.
Rupanya, para arkeolog tersebut membutuhkan waktu yang lama, sekitar 10 tahun untuk melakukan penggalian dalam menemukan ketiga liontin di Sobibor tersebut.
Meski setiap liontin berbeda, namun ketiganya memiliki penggambaran Musa dan Loh Hukum yang dikenal sebagai Sepuluh Perintah bagi agama Yahudi.
Dari liontin tersebut ditemukanlah Shema yang merupakan sebuah penegasan atas singularitas dan kerajaan Allah," menurut My Jewish Learning. Pembacaannya setiap hari dianggap oleh orang-orang Yahudi tradisional sebagai perintah alkitabiah. Hal ini kerap dilakukan orang Yahudi sebagai kata terakhir sebelum menghadapi kematian.
Dalam liontin tersebut terlihat terdapat kata-kata yang dibingkai dan ditulis dengan tangan yang berhasil diiddentifikasi bahwa liontin tersebut banyak diperoduksi di negara-negara seperti Lviv, Ukraina, Polandia, dan juga Cekoslowakia.
"Ada kemungkinan untuk mengidentifikasi semacam tradisi atau mode di antara komunitas Yahudi di Eropa Timur dengan liontin yang bertuliskan 'Shema Yisrael' di satu sisi dan penggambaran Musa dan loh Hukum di sisi yang berlawanan," kata Haimi, peneliti yang menemukan liontin tersebut.
