Keberadaan toilet umum berbayar punya sejarah panjang. Fasilitas penting ini dulunya gratis, namun dikenakan biaya sejak orang Romawi kuno mengutip pajak urine atau air kencing.
Dikutip dari Ancient Origins, pemerintah Romawi menarik pajak urine lantaran air kencing saat itu digunakan secara masif di berbagai bidang industri.
Kamu mungkin jijik bila membayangkan orang mencuci pakaian dan menyikat gigi dengan urine. Tapi di zaman Romawi, hal itu benar-benar terjadi.
Urine digunakan sebagai bahan pembersih cuci pakaian dan menyikat gigi. Bahkan, penatu kuno masa Romawi berkegiatan mengumpulkan urine dalam pot tanah liat raksasa.
Baca juga: Bukannya Kesal, Orang Kaya di Athena Kuno Sangat Gemar Membayar Pajak Bulanan
Pot itu ditaruh di tempat umum agar siapapun bisa kencing. Pot terbuka, membiarkan urin terpapar udara sehingga terfermentasi. Hasilnya bisa digunakan untuk mencuci pakaian.
Hal ini dikarenakan urine mengandung banyak mineral dan bahan kimia, beberapa di antaranya seperti amonia, fosfor, dan kalium.
Larutan amonia difermentasi sehingga dapat digunakan untuk mencuci pakaian, bahkan menghilangkan karat pada besi.
Amonia juga bisa dimanfaatkan untuk industri atau pedagang tekstil untuk memutihkan wol dan linen. Sehingga bahan ini pun ada pada produk deterjen dan pembersih rumahan pada zaman modern.
Baca juga: Toilet Pertama Ditemukan 5 Ribu Tahun Lalu di Mesopotamia, Desainnya Sangat Sederhana
Pajak Urine
Pajak urine zaman Romawi disebut sebagai vectigal urinae. Pajak ini ditarik oleh Kaisar Nero dan dilanjutkan oleh Vespasianus, pengganti Nero.
Pajak vectigal urinae dibebankan pada pengumpul urine yang membuka tempat kencing umum. Jika sebelumnya masyarakat kelas bawah harus buang air di pot kecil, pengumpul urine juga mengambil dari toilet umum masyarakat kelas atas.
Ketika hendak mengambil, mereka wajib bayar pajak terlebih dahulu. Setelahnya baru bisa mengumpulkan urine pada tangki septik dan didaur ulang sebagai bahan baku yang punya nilai.
Artikel Menarik Lainnya: