Dalam mitologi Mesir, gempa bumi berasal dari tawa Geb, dewa bumi yang terkenal perkasa. Kekuatannya ini berkebalikan dengan terjemahan namanya yang berarti ‘yang lemah’ atau ‘yang lumpuh’.
Geb dianggap sebagai salah satu raja perkasa para dewa Mesir. Dia bahkan melindungi dewa matahari saat menjadi penumpang di kapal matahari besar.
Dia juga bertugas membimbing almarhum ke alam baka dan menyediakan bekal seperti daging dan minuman untuk jiwa-jiwa yang bepergian.
Dikutip dari History Cooperative, peran Geb dalam masyarakat Mesir tidak terbatas sebagai salah satu dewa terkuat. Geb yang legendaris sering dianggap ambivalen (pertentangan) bagi manusia yang memujanya.
Pasalnya ia menciptakan gempa bumi dengan tawa dan kekeringan tanpa alasan. Ia juga membuat gurun besar yang tidak ramah yang mengisolasi Mesir dari dunia lainnya.
Meski begitu Geb juga bisa menjadi dewa yang baik. Dia menciptakan tanah yang subur di sekitar Sungai Nil.
Di bawah pengaruh Geb, orang Mesir percaya akan diberkati dengan panen yang melimpah untuk menggemukkan ternak.
Baca juga: Dewi Anuket, Dewi Sungai Nil dalam Mitologi Mesir Kuno
Asal Usul Geb
Geb lahir setelah bergabungnya dua dewa yang kuat. Namun, tidak seperti kebanyakan dewa, kedua orang tuanya diciptakan oleh dewa pencipta utama Mesir, Atum.
Atum mewujudkan maskulinitas dan feminitas, dan dengan demikian, dapat menciptakan kehidupan itu sendiri.
Setelah menetapkan cahaya, Atum menjadikan Shu, dewa udara, dan Tefnut, dewi tak dikenal yang menguasai kelembapan.
Shu dan Tefnut kemudian melahirkan dua orang anak, Geb dan Nut. Setelahnya dewa bumi dan dewi langit jatuh cinta dan menghasilkan dewa yang sama kuatnya.
Anak-anak mereka adalah Osiri (dewa kematian), Isis (dewi kedaulatan), Seth (dewa kekerasan), dan Nephthys (Dewi penguburan).
Dalam beberapa legenda, Geb juga diakui sebagai ayah dari Horus, meskipun kultus mitologi Mesir Kuno berbeda dalam asal usulnya.