India merupakan negara dengan populasi muslim terbesar ketiga di dunia. Setidaknya ada 200 juta muslim tinggal di Negeri Bollywood ini.
Mereka bebas menjalan kegiatan agama dan berpuasa saat bulan Ramadan, meski sebenarnya tergolong minoritas sebab kebanyakan penduduk India beragama Hindu.
Dikutip dari Nationalgeographic, para muslim pun bebas menjalankan berbagai tradisi Ramadan. Beberapa di antaranya sangat mirip dengan kebiasaan Arab dan Mesir.
Salah satunya kebiasaan 'mesaharaty' (bangun fajar), yang dilakukan dengan menabuh gendang untuk membangunkan orang agar makan larut malam (sahur) sebelum memulai puasa.
Anak-anak di India juga terbiasa membeli lentera Ramadan dan berjalan-jalan di lingkungan sambil menyanyikan lagu-lagu tradisional saat merayakan bulan suci.
Mereka juga menggelar buka puasa bersama (makan malam) di masjid. Di mana setiap orang membawa buah, manisan, dan jus.
Baca juga: Karnaval Bollywood di Prancis, Bule-bule Pakai Kostum dan Menari India
Tradisi Makan Garam
Selain itu ada juga kebiasaan paling aneh muslim India selama Ramadan. Mereka terbiasa berbuka puasa dengan garam sebelum makan apa pun.
Setelahnya barulah mereka menyantap nasi sebagai hidangan utama yang dimakan bersama dahi bhindi.
Kuliner tradisional ini mudah dibuat dan memiliki citra rasa yang khas karena dicampur saus kental dan rempah-rempah yang tajam. Hidangan terkenal lainnya adalah haleem, yang meliputi gandum atau jelai, daging, dan terkadang miju-miju.
Baca juga: Muncul ke Publik, Gadis yang Tolak Lamaran Pria India Ngaku Dijebak: Dia Banyak Bohongnya
Minuman Selepas Tarwaih
Muslim India juga menikmati berbagai jenis jus, manisan, dan kurma setelah salat Tarawih. Jus lemon dan susu adalah minuman utama di India. Sementara beberapa daerah lebih menyukai susu beras dengan kunyit dan kelapa.
Orang India percaya bahwa minuman ini membantu umat Islam yang berpuasa untuk menahan rasa haus dan lapar sepanjang hari. Muslim di India juga tertarik untuk memakai jenis topi khusus, yang disebut taqiyah atau kufi, selama Ramadan.
Mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di mesjid, baik untuk salat maupun membaca Al-Qur'an.