Siapa sangka di tahun 2019 lalu, aktivitas jual-beli barang bekas alias preloved mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Tren barang preloved rupanya menghinggapi konsumen berkantong tipis maupun tebal. Biasanya konsumen mengincar berbagai macam barang premium atau branded demi mendongkrak reputasi di lingkungan sosial.
Fenomena ini pada dasarnya lahir dari keingintahuan dan dorongan pencinta mode terhadap tren fashion yang sedang berkembang. Istilah preloved sendiri merupakan kreativitas dari marketing untuk menarik minat konsumen.
Agar tidak terjebak saat membeli barang preloved, fashion stylist, Adi Surantha membagikan tips dan triknya.
"Hal pertama yang harus kamu lakukan yakni mencari tahu terlebih dahulu siapa penjualnya. Lakukan komunikasi dengan penjual atau pemilik barang, ini bisa memudahkan kamu mendapatkan barang preloved yang berkualitas," ungkapnya saat ditemui di Pondok Indah, Jakarta, Selasa (18/2/2020).
Selain itu, lanjut Adi, kamu juga perlu memperkaya pengetahuan tentang barang preloved yang hendak dibeli. Misalnya, jenis barang, warna, motif, dan semua spesifikasi yang berkaitan dengan kualitas barang.
Barang preloved kini juga tersedia di berbagai situs belanja online. Namun ingat, jangan tergiur dengan foto yang ditampilkan, kamu bisa langsung menanyakan tentang barang yang kamu incar.
"Kamu juga harus mencari tahu harga asli barang preloved untuk meminimalisir kerugian. Pokoknya bandingin harga dulu deh. Sesuaikan juga dengan budget yang kamu punya, jangan dipaksain kalau memang belum memadai,"tambahnya.
Fashion stylist sekaligus konsultan seputar barang preloved langganan selebritas ini juga menyarankan untuk membeli barang preloved yang fungsional.
"Aku selalu menekankan pada teman-teman seleb kalau mau beli barang preloved jangan cuma buat gaya aja, tapi pikirkan juga fungsinya. Karena barang baru atau preloved yang kita beli menjadi tanggung jawab di masa mendatang," pungkasnya.
