Masalah kulit berminyak selalu saja membuat penampilan tampak kusam. Mengaplikasikan pelembap ke wajah pun berisiko memicu timbulnya jerawat.
Tipe kulit berjerawat mudah sekali menghasilkan minyak, bahkan dalam satu jam setelah cuci muka. Terutama pada area T-zone yang paling berminyak.
Breakout pada wajah seringkali ditemui, terutama pada masa menjelang menstruasi. Tak hanya jerawat, pori-pori besar dan komedo di hidung juga menjadi kendala pemilik wajah berjerawat.
Baca Juga: 5 Masker Wajah yang Cocok untuk Kulit Berminyak dan Berjerawat
Kenapa Kulit Berminyak Butuh Pelembap?
Kulit berminyak menghasilkan produksi sebum yang berlebihan. Bukan berarti hal itu membuat kulit dilembabkan dengan baik. Kulitmu tidak harus memiliki banyak air hanya karena menghasilkan banyak minyak.
Di sisi lain, menghilangkan minyak dari kulit mendorong hilangnya kelembaban, yang tidak ideal untuk kesehatan kulitmu. Pelembap membantu menahan air di lapisan luar kulitmu. Bahan-bahan dalam pelembap menarik air ke dalam kulit dan menciptakan penghalang yang menahan air di kulit.
Hal yang harus dipastikan untuk menghidrasi kulitmu adalah tidak menambahkan minyak tambahan dari produk lain jika kamu ingin mengontrol kulit berminyak.
Kulitmu dibiarkan tanpa kelembapan saat hanya menggunakan produk perawatan kulit pengontrol minyak, yang dapat menyebabkannya mengalami dehidrasi.
Baca Juga: Tes Wajahmu Berminyak atau Tidak Pakai Cara Ini
Untuk mempertahankan fungsi penghalang kulit dan menghentikan siklus kulit berminyak, kelenjar sebaceous milikmu akan mengimbanginya dengan menciptakan lebih banyak minyak.
Gunakan pelembab non-komedogenis, yang tidak akan menyumbat pori-pori, menurunkan risiko komedo dan komedo putih.
Pilih pelembap yang ringan, bebas minyak, dan cepat menyerap.
Hindari menggunakan pelembab yang mengandung banyak minyak esensial. Cari pelembap yang mengandung gel lidah buaya, gliserin, atau asam hyaluronic, ya!
