Belum lama ini komika Indonesia, Sakdiyah Ma'ruf, membuat cuitan mengenai mahasiswa yang ingin mengundangnya menjadi pembicara. Sakdiyah menilai cara mahasiswa dalam menyampaikan undangan padanya sangat membingungkan.
Mahasiswa hubungi tanpa basa-basi via DM IG. Kenalan nama dan tembak langsung minta jadi pembicara. Komunikasi berikutnya membingungkan. Saya bilang oke. Dikirimin email undangan tanpa body email, lampiran doang. Akun digembok, foto dan nama akun ganti terus. Akhirnya saya mundur
— sakdiyah ma'ruf (@sakdiyahmaruf) June 24, 2020
"Dikirimin email undangan tanpa body email, lampiran doang. Akun digembok, foto dan nama akun ganti terus," tulisnya.
Sakdiyah memutuskan untuk tidak menerima undangan tersebut, selain tidak jelas, cara mahasiswa mengundang pembicara dinilai kurang sopan.
Sebenarnya ia juga merasa bersalah dan ingin beri kesempatan kepada mahasiswa tersebut. Tapi karena hal ini sudah sering diterimanya. Bahkan etika penulisan dalam undangan tidak ada etika penulisan yang baik dan benar.
Pengalaman yang dialami Sakdiyah, juga pernah dialami warganet lainnya. Bahkan akun @titoaribowo merasa perlu adanya kuliah khusus untuk penulisan surat dan undangan sesuai etikanya.
Nah, seharusnya dalam menulis surat, kamu harus perhatikan beberapa hal ini:
- Tulis subjek dengan tepat dan benar
- Gunakan alamat e-mail yang profesional.
- Gunakan salam pembuka yang sopan.
- Gunakan tanda baca dengan tepat.
- Gunakan kata-kata yang umum.
- Koreksi setiap kalimat yang ditulis.
- Tulis alamat e-mail tujuan di sesi terakhir.
- Cek kembali nama orang yang dituju.