Pada zaman ini, media sosial sudah menjadi salah satu aspek penting yang harus dipenuhi semua orang dalam kehidupannya. Dengan kata lain, media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia saat menjalani kehidupan sehari-hari.
Terdapat banyak hal yang dapat kamu lihat dari media sosial, salah satunya adalah untuk bidang kecantikan. Di mana, media sosial sendiri tidak henti menghadirkan "standar kecantikan" yang dipercaya banyak perempuan. Hanya saja, standar tersebut sangatlah mustahil untuk diikuti.
Bahkan, terdapat orang yang stres terhadap standar kecantikan karena faktor dari media sosial. Melihat hal itu, Co-founder Ubah Stigma yaitu Emily Jasmine mengatakan bahwa kamu lebih baik mengambil jeda dari media sosial, jika merasa stres karena tertekan oleh standar kecantikan. Karena itu, dia memberikan komentarnya.
“Menurutku lebih baik beristirahat dulu dari media sosial dan improve self esteem,” ungkapnya dalam webinar Beauty Beyond Skin Deep Aeris x Maudy Ayunda.
“Tanya dan tanamkan pada diri sendiri, kenapa aku harus merasa eperti itu? Padahal semua orang itu cantik dengan perbedaannya. Jadi, kita ubah mindset kita sendiri. Tanamkan dan terus katakan pada diri sendiri kalau ‘this is my body, this is my look,’ terimalah diri sendiri,” jelasnya.
“Sebenarnya yang kita tahu, cantik itu relatif kan, meski ada stigma tertentu. Tapi menurutku, beauty is beyond the skin deep. Jadi, bukan hanya penampilan yang berkontribusi pada kecantikan, tapi dilihat dari dalam dirinya juga atau inner beauty,” katanya.
Dia juga mengatakan bahwa kepercayaan diri bisa ditingkatkan jika berpikir bahwa definisi dari kecantikan itu bukan hanya dilihat dari penampilan luar saja. Tidak hanya itu saja, dia juga mengatakan bahwa mengubah diri dan penampilan ke arah yang lebih adalah hal yang wajar untuk dilakukan, hanya saja kamu harus melakukan hal itu dengan tulus.
“Ingat, mengubah penampilan ke arah sesuatu yang kita anggap baik itu perlu dilakukan dengan tulus, dari hati kita sendiri. Bukan mengubah penampilan hanya karena stigma yang melekat di masyarakat,” tutupnya.
