The Most Engaging Media For Millennials and GEN Z

Efek Mengerikan Jika Lakukan Filler Wajah Abal-abal, Bengkak hingga Kulit Cacat!
Ilustrasi Wanita Lakukan Filler Wajah (FREEPIK)
Beauty

Efek Mengerikan Jika Lakukan Filler Wajah Abal-abal, Bengkak hingga Kulit Cacat!

InI Penjelasannya

Rabu, 22 Maret 2023 08:00 WIB 22 Maret 2023, 08:00 WIB

INDOZONE.ID - Salah satu perawatan wajah atau treatment kecantikan yang diminati oleh para wanita adalah filler. Namun, untuk melakukannya diperlukan tindakan yang dikerjakan langsung oleh dokter, dan bukan tenaga medis biasa.

Pasalnya, pakar bidang estetika dan antipenuaan dari Perhimpunan Dokter Estetika Indonesia dr Cynthia Jayanto mengatakan hal tersebut bisa menyebabkan salah satu efek yang akan didapatkan oleh pasien tersebut, yakni nekrosis.

"Terbaru, kami menerima pasien mengalami nekrosis akibat treatment filler dagu yang dikerjakan oleh tenaga medis bukan dokter. Pasien datang dengan keluhan bengkak dan setelah di-filler makin bengkak, nyeri dan nekrosis kebiruan," ucap Cynthia yang dilansir dari Antara, Rabu (22/3/2023).

Baca Juga: Berapa Kali Sebaiknya Facial Wajah Dilakukan? Ini Kata Ahli!

Nekrosis merupakan suatu kondisi pembuluh darah di area wajah yang kemasukan cairan filler, lalu menyebabkan obstruksi pada pembuluh darah sehingga terjadi pembengkakan. Kondisi bengkak ini tak bisa diabaikan karena ada infeksi dan jaringan yang membiru akibat oksigen kulit terganggu.

Sementara itu, filler termasuk salah satu perawatan antipenuaan atau anti-aging yang dikatakan dapat mengatasi masalah kerutan atau guratan halus di kulit wajah. Perawatan ini juga berfungsi untuk memberikan volume sehingga wajah tambah lebih plump, awet muda dan membentuk wajah, seperti pipi lebih tinggi, pelipis lebih berisi, dagu lebih berbentuk, dan rahang tidak kempot.

Namun, prosedur filler yang dikerjakan tenaga medis bukan dokter apalagi tidak berlisensi bisa berisiko memunculkan efek samping salah satunya nekrosis. Ini karena prosedur teknik yang salah dan tidak mengetahui anatomi yang benar.

"Tenaga medis non dokter itu tidak tahu standar keseluruhan dari treatment filler dan juga secara teknis. Inilah awal dari masalah orang yang mengalami masalah filler," jelas dia.

Ilustrasi filler di klinik kecantikan. FREEPIK
Ilustrasi filler di klinik kecantikan. (FREEPIK)

Menurut Cynthia yang pernah menempuh pendidikan di Universitas Udayana itu, seseorang dengan wajah yang sudah mengalami nekrosis, jaringan kulitnya rusak dan terjadi cacat seumur hidup.

Baca Juga: Pentingnya Merawat Kulit Wajah saat Jalani Puasa, Ini Penjelasan Ahli!

Pasien nekrosis biasanya memiliki kualitas hidup yang menurun akibat sering mengalami demam dan menggigil saat tidur malam. Di sisi lain, penyembuhan kondisi ini tidak bisa instan atau dalam sekali datang, dan pengobatannya juga relatif sakit.

"Karena kalau sudah bengkak, pasti ada nanah di dalamnya, akibat adanya sel sel dan jaringan hidup yang mati. Itu semua harus dikeluarkan dulu nanahnya, itulah tantangannya. Kalau sudah keluar semua nanahnya, baru bisa diobati," jelas dia.

Dia mengatakan, waktu penyembuhan nekrosis bergantung pada derajat keparahannya. Tetapi, umumnya menghabiskan waktu berbulan-bulan karena harus secara melakukan pemeriksaan berkala.

Pasien sebenarnya bisa mendapatkan penanganan rekonstruksi estetik dari spesialis bedah plastik atau konsultan rekonstruksi estetik. Namun, hasilnya belum tentu membuat bagian wajah kembali seperti semula, tetapi hanya bisa membuat area yang mengalami nekrosis menjadi lebih baik.

Oleh karena itu, menurut Cynthia, agar tak mengalami nekrosis, mereka yang ingin melakukan perawatan filler perlu melakukan konsultasi dulu dengan dokter spesialis kecantikan atau spesialis kulit, agar bisa menghasilkan hasil yang maksimal dan tidak membuat wajah infeksi.

Lebih lanjut, sambung dia, secara umum, filler harus dilakukan oleh dokter dan sebaiknya memang berpengalaman dan berlisensi di bidang estetik. Risiko seseorang mengalami nekrosis pun bisa menurun apabila dia mendapatkan perawatan filler dari dokter berpengalaman.

"Karena itu berhubungan kompetensi saat melakukan tindakan dan bagaimana mengatasi masalahnya kalo nekrosis timbul. Dokter yang baik itu, bukan sekedar mengerjakan (treatment) saja, tapi juga mengatasi masalah kalau sedang apes atau sial," jelas dia.
 

Artikel Menarik Lainnya:

TAG
Dewi Kania
Sarah Hutagaol
TERKAIT DENGAN INI
JOIN US
JOIN US