Harganya Setara Motor! Ternyata Batik Ini Pakai Pewarna Kulit Durian, Emang Bisa?

- Sabtu, 3 Desember 2022 | 21:44 WIB
Batik ramah lingkungan (Z Creators/Baihaqi)
Batik ramah lingkungan (Z Creators/Baihaqi)

Cirebon sudah lama dikenal sebagai daerah penghasil batik di Indonesia. Salah satu unggulannya ada di Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Berjarak 30 kilometer dari pusat Kota Cirebon, Sentra Batik Ciwaringin berada di wilayah perbatasan antara Kabupaten Cirebon dengan Kabupaten Majalengka.

Muhammad Sujai (48), satu dari banyak perajin batik di Kecamatan Ciwaringin mengatakan, Batik Ciwaringin lahir dari tangan terampil seorang pemuka agama Islam asal Pekalongan.

-
Batik Ciwaringin berbeda dengan batik Trusmi (Z Creators/Baihaqi)

Keterampilan membatik diberikan kepada santri di Ciwaringin sebagai keahlian keterampilan tambah setelah menuntut ilmu agama.

"Sudah ada sejak ratusan tahun lalu sebagai tambahan keterampilan, tetapi sekarang menjadi mata pencaharian sebagian orang," kata Sujai di Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Sabtu (3/12/2022).

Berbeda dengan batik dari Trusmi, Batik Ciwaringin memiliki perbedaan karena masih menggunakan bahan alami mulai dari mangga, mahoni, rambutan, hingga kulit durian sebagai pewarna.

-
Perajin batik menunjukkan selembar kain batik Ciwaringin (Z Creators/Baihaqi)

Menurut Sujai, penggunaan pewarna dari bahan alami punya banyak manfaat untuk lingkungan. Hal itu sesuai dengan kampanye penyelamatan bumi.

"Selain berupaya melestarikan lingkungan, warna dari pewarna alami sangat disukai para pencinta batik," kata Sujai.

Selain itu, perbedaan Batik Ciwaringin dan Batik Trusmi yakni, enggak memiliki motif Mega Mendung, Singa Barong, Patran Keris, atau pun Paksi Naga Liman.

Namun di Ciwaringin, hanya akan ditemukan motif sekar jagat, lasem, dan rajeg gusi. Motif itu melambangkan kesederhanaan dan kondisi geografis daerah tersebut.

-
Aneka batik Ciwaringin yang memakai pewarna alami (Z Creators/Baihaqi)

Sujai mengatakan, batik dari Ciwaringin sangat diminati oleh para pencintanya di negara Jerman, Malaysia, hingga Jepang. Peminat dari negara tersebut siap merogoh kocek dalam.

Harga yang dibanderol untuk setiap batik, kata Sujai, mulai dari Rp500 ribu hingga belasan juta Rupiah.

"Kami mengejar kualitas, bukan kuantitas," kata Sujai.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

4 Manfaat Menggunakan Masker Rambut Secara Rutin

Rabu, 17 April 2024 | 12:30 WIB

7 Cara untuk Cegah Bibir Kering dan Pecah-pecah

Senin, 15 April 2024 | 09:00 WIB
X