Tren Mode Ramah Lingkungan Mulai Larang Penggunaan Kulit Binatang

- Rabu, 19 Februari 2020 | 08:12 WIB
Sustainability fashion di Pondok Indah, Jakarta, Selasa (18/2/2020). (INDOZONE/Syarifah Noer Aulia)
Sustainability fashion di Pondok Indah, Jakarta, Selasa (18/2/2020). (INDOZONE/Syarifah Noer Aulia)

Sustainability fashion atau tren fashion ramah lingkungan kini tengah populer. Mode tersebut menjadi barometer perkembangan fashion yang lebih bijak.

Para penggiat fashion tanah air pun sepakat untuk mulai menerapkan sustainability fashion pada produksinya. Pada awalnya, tren ini lahir dari isu global warming yang terus menyudutkan fashion sebagai salah satu biang keladinya. 

Tapi ternyata seiring gencatan sustainability fashion di Indonesia, rupanya tren ini belum memengaruhi perkembangan fashion di New York. Pelaku industri fashion di New York masih perlu banyak belajar mengenai sustainability fashion.

-
Sustainability fashion di Pondok Indah, Jakarta, Selasa (18/2/2020). (INDOZONE/Syarifah Noer Aulia)

"Setelah tiga kali mengikuti New York Fashion Week, saya melihat kalau desainer di sana masih belum terlalu paham dan sadar betapa pentingnya tren daur ulang," sebut Maggie Hutauruk-Eddy saat berbincang dengan Indozone di Pondok Indah, Jakarta, Selasa (18/2/2020).

"Tapi bukan berarti mereka tidak tertarik. Banyak diantaranya, yang mulai memerhatikan dan mencari tahu koleksi saya," ungkapnya.

Mereka mulai melirik penggunaan bahan vinyl dan kulit imitasi sebagai bahan baku fashion. Mengingat New York sudah memberlakukan pelarangan untuk tidak menggunakan kulit binatang dalam industri fashion. Namun, masih saja ada yang nakal menggunakan kulit ular sebagai bahan pembuatan tas, belt dan sepatu. 

-
Ilustrasi (Unsplash.com/freestock)

Keikutsertaan desainer Indonesia, Maggie Hutauruk-Eddy dalam pagelaran mode bergengsi dunia itu, diharapkan bisa mendorong penggiat fashion dunia untuk melakukan hal yang sama. Yakni memanfaatkan limbah dan mengubahnya menjadi produksi fashion ramah lingkungan dengan nilai jual tinggi.

"Makanya saya ingin konsisten menciptakan busana dari limbah. Agar Indonesia bisa memberikan inspirasi bagi negara berkembang lainnya yang masih meraba tren sustainability fashion." pungkasnya.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Manfaat Rosemary Oil sebagai Perawatan Rambut

Rabu, 24 April 2024 | 13:49 WIB

4 Manfaat Menggunakan Masker Rambut Secara Rutin

Rabu, 17 April 2024 | 12:30 WIB

7 Cara untuk Cegah Bibir Kering dan Pecah-pecah

Senin, 15 April 2024 | 09:00 WIB
X