Suntik botox, tren perawatan kecantikan yang banyak diminati orang. Sayangnya, muncul banyak mitos yang masih dipercaya hingga kini.
Untuk diketahui, botox adalah protein alami yang dimurnikan yang melemaskan otot saat disuntikkan. Relaksasi ditujukan pada otot-otot di wajah, yang memudarkan kerutan, kerutan atau merajut alis yang meninggalkan sisa kerutan.
Jika bisa mengontrol tindakan ini, akan memiliki efek mencegah pembentukan kerutan atau lipatan dan membuat seseorang terlihat segar dan lebih muda.
Sementara itu, bahan aktif dalam perawatan botox berasal dari bakteri dengan cara yang hampir sama. Ini diproduksi dalam kondisi laboratorium yang steril.
Perawatan ini hanya dilakukan oleh profesional medis yang terampil dan berkualifikasi. Efeknya bertahan 4 hingga 6 bulan sebelum garis perlahan mulai kembali.
Agar hasilnya maksimal dab bertahan lebih lama, kamu perlu melakukan perawatan berulang.
Setelah mengetahui sedikit seputar botox, kamu harus tahu mitos-mitosnya berikut ini dikutip dari laman Timesofindia, Senin (4/7/2022).
Botox beracun dan berbahaya
Botox memiliki sejarah yang panjang, dengan lebih dari 16 juta perawatan dilakukan sejak pertama kali diperkenalkan. Faktanya, beberapa perawatan medis menggunakan botox untuk mengobati penyakit seperti migrain, keringat berlebih di ketiak, dan kandung kemih.
Botox dan filler sangat menyakitkan
Selama botox, kamu hanya akan merasa tidak nyaman sesaat. Setelah treatment selesai rasa sakit itu akan hilang perlahan-lahan. Bahkan banyak yang membandingkan sensasi suntikan botox dengan gigitan nyamuk yang tidak menyiksa.
Botox hanya berfungsi untuk kerutan wajah
Nyatanya, botox memiliki berbagai manfaat selain menghaluskan garis dan kerutan. Botox mampu mengurangi migrain, sakit leher dan punggung, kedutan wajah, nyeri sendi rahang, keringat berlebih, dan juga depresi.
