Suka Salah Kaprah, Ini Dia 4 Mitos Tentang Tabir Surya

- Senin, 13 Januari 2020 | 13:42 WIB
ilustrasi wanita memakai tabir surya (dermstore.com)
ilustrasi wanita memakai tabir surya (dermstore.com)

Setiap orang, terlebih kaum hawa tentu tak ingin kulitnya menua lebih dini dari usianya. Ada berbagai macam penyebab kulit manusia bisa lebih cepat menua dan rusak, salah satunya karena terlalu banyak terpapar sinar matahari.

Itulah kenapa sebagian orang memilih untuk menggunakan tabir surya, agar kesehatan kulit tetap terjaga. Selain itu, dengan tabir surya dipercaya dapat melindungi kulit terbakar akibat terpapar sinar matahari terlalu lama.

Namun, ada pula orang-orang yang enggan menggunakan tabir surya karena merasa produk perlindungan kulit satu ini memiliki dampak negatif lebih besar dari efek positifnya.

Melansir dari ANTARA, berikut ini empat mitos seputar tabir surya yang kamu harus tau.

1. Berbahaya untuk tulang

-
ilustrasi pemakaian tabir surya di kulit (pixabay/chezbeate)

Ada sebuah pernyataan yang mengungkapkan bahwa tabir surya bisa menghambat vitamin D masuk ke tubuh. Sebagian orang percaya jika tabir surya dapat mecegah sinar UV masuk ke kulit. Namun, ada sebuah penelitian yang menunjukkan reaksi berbeda antara orang pemakai tabir surya dan tidak menggunakan tabir surya.

"Anda membutuhkan jauh lebih sedikit UV daripada yang Anda pikirkan untuk membuat vitamin D yang Anda butuhkan: hanya sepertiga dari UV yang menyebabkan kulit terbakar," kata Katie Lee dan Monika Janda, profesor ilmu perilaku dari University of Queensland di Australia.

2. Tabir surya bisa menjadi racun

-
ilustrasi wanita memakai tabir surya (makeup.saloni)

Badan Pengawas Pangan dan Obat-Obatan Amerika Serikat (FDA) mengungkapkan, tabir surya mengandung avobenzone, oxybenzone, octocrylene dan ecamsule. Kandungan ini dipercaya bisa mencapai aliran darah. Alasan inilah yang membuat orang-orang enggan menggunakan tabir surya.

Meski demikian, ada jumlah tertentu dari pemakaian tabir surya agar bahan-bahannya bisa masuk ke kulit dan bercampur dengan darah. Apalagi, penelitian ini hanya dilakukan pada orang-orang yang memakai tabir surya tebal sebanyak empat kali sehari.

Namun, belum ada pembuktian yang menyatakan bahwa bahan dalam tabir surya berbahaya untuk kulit.

3. Riwayat penyakit keluarga hambat efek tabir surya 

-
ilustrasi wanita mengoleskan tabir surya di wajahnya (aol.com)

Banyak orang enggan memakai tabir surya, karena memiliki riwayat kanker kulit dalam keluarga. Memang, ada fakta yang menyebut bahwa genetika berkontribusi terhadap melanoma. Walaupun begitu, tabir surya tetap bermanfaat untuk orang yang punya riwayat kanker kulit dalam keluarga. Produk ini bisa mengurangi paparan sinar matahari, yang memperkecil risiko genetik tersebut.

4. Orang dewasa bisa berhenti pakai tabir surya

-
ilustrasi pria memakai tabir surya sebelum berjemur di pantai (executivestyle.com)

Sebagian orang percaya bahwa dampak sinar matahari bisa berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Padahal, efek paparan sinar matahari bisa terjadi pada siapa saja dan di usia berapa saja. Itulah kenapa tabir surya tetap harus digunakan untuk melindungi kulit.

"Penggunaan tabir surya juga mengurangi keratosis aktinik baru, lesi kulit prakanker dan mengurangi jumlah keratosis yang ada di Australia lebih dari 40 tahun," kata Lee dan Janda.

"Penggunaan tabir surya secara teratur juga bisa menjadi rem penuaan kulit, membantu mengurangi ketipisan kulit, mudah memar dan penyembuhan yang buruk yang membuat kulit yang lebih tua rentan terkena," sambung mereka.
 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Putri Surya Ningsih

Terkini

4 Dampak Penggunaan Make Up Saat Berolahraga

Rabu, 20 Maret 2024 | 06:05 WIB
X