Baru-baru ini, publik dihebohkan dengan kehadiran seorang wanita Indigenous atau yang lebih dikenal Aborigin yang menjadi model Chanel. Model tersebut adalah Quannah Chasinghorse dan adalah wanita Indigenous pertama yang menjadi model Chanel.
Wanita berusia 19 tahun itu dilaporkan mempunyai tato wajah yang unik yang melambangkan budayanya. Disebut sebagai Yidiilltoo (dibaca: yihilto), tato itu adalah tato wajah tradisional yang adalah warisan budaya Aborigin. Hanya saja, Quannah mengatakan dirinya tidak ingin membahas mengenai tatonya itu. Melihat hal itu, dia pun memberikan komentarnya.
"Karena aku tahu bahwa jika orang tahu aku sangat muda telah membuat tato, mereka tidak akan menerimaku. Seperti, 'anak usia 12 dengan tato wajah?' ungkapnya, kepada Elle.
Di sisi lain, Quannah sendiri tampak bangga dengan tatonya itu. Bahkan, dia tampil percaya diri memperlihatkan tatonya, dari ajang fashion show Prabal Gurung, Chloe, Chanel, hingga menghadiri ajang Met Gala 2021.
"Selalu ada orang Indigenous yang muncul, melakukan pekerjaannya, dan aku pikir bahwa kami tidak mendapatkan pengakuan yang cukup. Suara kami terus-menerus disingkirkan karena orang menganggap kami tidak penting," lanjutnya.
Meski tampil di acara Met Gala 2021, Quannah pun mengatakan dirinya merasa terasingkan dan kesepian di acara itu. Dia memberi komentarnya atas hal itu.
"Aku ingat berdiri di sana dan melihat semua orang dan merasa sangat sendirian. Seperti sangat kesepian," jelasnya.
"Aku bukan orang elitis. Cara aku berjalan di dunia ini, di industri ini sangat berbeda dibandingkan dengan orang lain karena aku merasa terus-menerus harus mendobrak hambatan itu," tutupnya.
