Tampilan Berani Hingga Ramah Lingkungan Jadi Tren Fesyen di Dekade Ini

- Senin, 20 Januari 2020 | 14:52 WIB
ilustrasi tren fesyen dekade ini (pexels/Renato Abati)
ilustrasi tren fesyen dekade ini (pexels/Renato Abati)

Sama halnya seperti tren makanan dan minuman, dunia fesyen pun terus mengalami perubahan seiring dengan berjalannya waktu. Setiap tahunnya, tren dunia fesyen selalu berubah-ubah.

Misalnya saja, tren overall denim yang populer di tahun 1990-an, hingga skinny jeans yang menjadi favorit di tahun 2010-an. Begitu pula di tahun-tahun selanjutnya dengan beraneka tren, yang digandrungi banyak orang.

Lantas, tren fesyen seperti apakah yang akan menjadi tren di dekade ini?

Perancang busana kondang Musa Widyatmodjo, mengatakan bahwa tren fesyen di tahun ini lebih beragam, berani, dan tidak berpatok pada satu hal populer saja.

-
Perancang busana kondang Musa Widyatmodjo (instagram/@musa.widyatmodjo)

"Tren fesyen kali ini berbeda dengan dekade sebelumnya. Dulu, ada 'kesepakatan' yang terjadi (pada mode). Misalnya sekarang trennya motif bunga-bunga, warnanya cokelat, dan lainnya," ujar Musa di Jakarta, Sabtu (18/1/2020).

Melansir dari ANTARA, Musa mengatakan tren fesyen tahun ini berasal dari gebrakan yang dibuat oleh masing-masing orang. Menurutnya, saat ini banyak orang berani untuk tampilan dengan fesyennya sendiri. Hal tersebut, kata Musa didukung oleh keterbukaan informasi yang memungkinkan orang untuk lebih mudah mendapatkan referensi fesyen.

"Saya melihat banyak konsep yang lebih individual dan berkarakter. Dari tahun ke tahun, lebih ke perpaduan gaya individual; bagaimana me-mix culture, hingga styling yang colorful, berani, dan eksperimental," ujar Musa.

"Ada ekspresi untuk tak menimbulkan keseragaman. Keberagaman itu jadi tolok ukur nilai masyarakat modern saat ini yang tak mau menjadi sama," sambungnya.

Inklusif

-
ilustrasi tren fesyen dekade ini (unsplash/freestocks.org)

Menurut Musa, selain berlomba-lomba untuk tampil dengan tren sendiri, fesyen di 2020-an akan lebih condong ke inklusivitas - dimana semua berhak tampil dengan percaya diri akan tubuh yang dimiliki.

"Fesyen bukan cuma skinny atau badan kurus, tapi juga untuk aneka ragam bentuk tubuh, lebih inklusif. Model saat ini tak harus cantik dengan rumusan baku di tahun 1980-1990an, tapi lebih ke personality dan uniqeness," kata Musa.

"Sekarang ada model yang gemuk, kurus, dengan kulit mulus hingga belang-belang, semua ada representasinya," lanjutnya.

Representasi dan pencampuran gaya itu berpengaruh pada jenis pendekatan fesyen, yang semakin beragam. Dari gaya feminim dan maskulin, muncul model androgini hingga gender-less.

"Makin ke sini makin ada percampuran gaya mulai feminim, maskulin, androgini, hingga sekarang ada pula gender-less; tidak perempuan atau laki-laki. Itulah tren terbaru dan beda di dunia dulu dan sekarang," tutur Musa.

Menuju Sustainable

-
ilustrasi tren fesyen yang sustainable (unsplash/Candice Picard)

Sustainable fashion digadang-gadang akan menjadi fesyen yang cukup populer di dekade ini. Gerakan sustainable memiliki misi untuk menjadikan industri mode lebih beretika, terhadap lingkungan dari besarnya sampah yang dihasilkan oleh industri mode di bumi.

Halaman:

Editor: Putri Surya Ningsih

Terkini

Manfaat Rosemary Oil sebagai Perawatan Rambut

Rabu, 24 April 2024 | 13:49 WIB

4 Manfaat Menggunakan Masker Rambut Secara Rutin

Rabu, 17 April 2024 | 12:30 WIB

7 Cara untuk Cegah Bibir Kering dan Pecah-pecah

Senin, 15 April 2024 | 09:00 WIB
X